Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta dikenal sebagai penghasil salak pondoh yang mempunyai karakteristik khas dibanding salak dari daerah yang lain. Untuk komoditas unggulan Sleman, salak pondoh kini sudah mengantongi sertifikasi HAKI dari Dirjen HKI Kemenkumham RI. Dengan besarnya potensi yang dimiliki salak pondoh, makin banyak pihak yang berlomba-lomba untuk mengembangkan buah segar ini dalam beragam tipe varian produk yang bermutu.
Sebagian besar salak pondoh di pasarkan dalam wujud buah segar, tetapi tak sedikit pula pihak yang membuat inovasi produk yang memiliki bahan baku salak sehingga mempunyai nilai jual tinggi. Satu di antara inovasi terebut adalah produk kripik salak yang dikembangkan oleh Sudirman Yanto. Lelaki asal Pangkal Pinang ini memproses salak pondoh asli Sleman lalu dijadikan keripik buah yang renyah serta bercita rasa khas. Sudirman berkeyakinan bahwa salak pondoh layak jadi keripik lantaran mutu serta potensinya yang benar-benar besar untuk dikembangkan.
Salak pondoh Sleman mempunyai mutu yang tidak dimiliki salak dari kebanyakan daerah lain, saat musim panen tiba jumlahnya bisa sangat melimpah. Lantaran harganya kadang-kadang yang tidak menentu, akan sangat sayang jika salak dibiarkan begitu saja. Atas dasar itulah Sudirman berpikir untuk mengolahnya jadi suatu produk yang mempunyai nilai lebih, terlebih dari sisi keawetan produk.
Sudirman mulai bekerja bersama dengan adiknya yang terlebih dahulu mempunyai inisiatif untuk meningkatkan usaha keripik salak, mereka coba mengawali usaha itu dengan melakukan serangkaian uji coba. “Saat itu saya coba dengan mesin vacuum frying dengan kemampuan 5 kg, tak segera sukses memang, saya juga mencobanya dengan memakai beragam tipe buah-buahan, untuk tahu buah mana yang paling enak saat diproduksi jadi keripik” ujar Sudirman.
Dari sistem uji coba tersebut, Sudirman menilai bila salak pondoh serta nangka jadi dua buah yang mempunyai hasil akhir paling baik. Hal ini disebabkan dua buah tersebut mempunyai susunan serta kerenyahan yang cocok, alhasil keduanya jadi pilihan saat itu untuk di kembangkan sebagai suatu usaha. Sudirman memberi nama “Keripik Khatulistiwa” sebagai brand atau merk yang akan dipasarkan. Ia pun mulai bergerilya mengenalkan serta memasarkan produknya kepada konsumen, baik melalui penjualan langsung maupun pemasaran online. Kini, Keripik Khatulistiwa telah memperoleh tanggapan positif lantaran keunikan dan cita rasanya yang khas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H