[caption caption="Melirik Peluang Usaha Sandal Spon"][/caption]
Yogyakarta kian ramai, apalagi menjelang musim liburan. Ditambah trademark sebagai kota pelajar dan kota pariwisata, membuat Yogyakarta kian hari semakin tampak ramai dan penuh sesak. Hal ini tentu saja dibarengi dengan semakin menjamurnya usaha-usaha penginapan, hotel-hotel banyak berdiri mulai dari hotel berbintang satu hingga hotel berbintang lima. Â
Namun dibalik semua keramaian tersebut tentu saja menghasilkan potensi usaha yang sangat besar bagi penduduk Yogyakarta. Salah satu usaha yang berhasil menuai keuntungan dari maraknya perkembangan hotel di Yogyakarta adalah Usaha Kecil Menengah (UKM) di Kabupaten Bantul yang memproduksi kerajinan sandal spon untuk hotel. Tak tanggung-tanggung pesanan produksi sandal spon ini bisa mencapai sebanyak 30.000 pasang dalam waktu sebulan.
Salah satu usaha produksi sandal spon ini adalah Andika Craft yang bertempat di wilayah Sanden, Bantul. Andika Craft yang pada awal berdirinya memproduksi barang-barang kesenian, kini semakin tekun menggeluti bisnis produksi sandal spon ini. Tingkat pesanan produksi sandal spon di Andika Craft pun sudah mencapai di angka 10.000 hingga 15.000 pasang.
Andi mematok harga mulai dari Rp 1.800 sampai Rp 6.000 per pasang. Dengan empat macam produk, yaitu sandal spon putih (jahit), sandal spon putih (emboss), sandal batik jepit, dan sandal batik selop. Dari keempat jenis sandal tersebut yang paling banyak peminatnya adalah sandal spon putih jahit. Produk Andika Craft kini sudah menjadi langganan rutin dari 10 hotel yang berada di wilayah Jogja dan Solo ( 6 di Jogja dan 4 di Solo). Dua hotel  bintang 5 yang berada di Solo setiap bulannya rutin membeli 5.000 pasang sandal spon dari Andika Craft. Sementara untuk hotel bintang 3 dan 4 berada pada kisaran 1.000 pasang per bulannya.
Lain halnya dengan Rohmat, pemilik Usaha Kecil Menengah (UKM) di Dusun Kloron, Desa Segoroyoso, Kecamatan Pleret. Ia mengaku memiliki belasan hotel langganan yang memesan sandal spon di tempatnya, yang jika di rata-rata minimal mencapai 30.000 pasang pesanan perbulan.
Menurut Rohmat, kerajinan sandal produksinya memang khusus sandal hotel yang terbuat dari spon, dengan berbagai warna dan sablon dengan logo hotel baik hotel kelas bintang satu hingga bintang tiga. Tiap hotel rata-rata pesan 1.000 hingga 2.000 pasang sebulan, bahkan ada yang mencapai 6.000 pasang seperti di hotel bintang tiga di Yogyakarta Saphir dan Ambarukmo Plaza.
Sandal hotel produksinya dipatok dengan harga kisaran Rp1.500 hingga Rp2.500 per pasang, tergantung tebal tipis dan bahan spon. Harga tersebut langsung diajukan ke pemasok hotel dan sudah termasuk dengan harga sablon. Rohmat memakai sistem kontrak pemesanan dan biasanya ada uang muka yang dibayarkan sebelum produksi dilakukan sebagai biaya untuk produksi awal.
Dengan produksi yang mencapai 30.000 pasang dalam sebulan itu, usahanya mampu meraih omzet hingga Rp60 juta sebulan dengan keuntungan bersih setelah dikurangi biaya produksi dan upah karyawan minimal bisa sebesar Rp4 juta. Rohmat mengatakan, terkait bahan baku spon dibeli dari toko di jalan Parangtritis, dirinya mengaku tidak ada kesulitan dalam mencari bahan baku.
Menurut dia, pesanan sandal hotel biasanya melonjak saat libur lebaran, dirinya mengaku pesanan pada hari tersebut bias melonjak dua kali lipat dibanding hari biasa, karena itu untuk memenuhi kebutuhan pesanan, dirinya menyiapkan stok di jauh-jauh hari sebelum libur lebaran tiba.
Baca Juga:
Sandal Spon Bantul Menembus Hotel Berbintang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H