Ini adalah artikel pertama saya dan mungkin butuh banyak masukan dari Rekan-rekan kompasianer. Ini adalah curahan hati saya dan tidak bermaksud menyakiti siapapun.
---------------#############---------------
Untuk sementara ini kita sudah mengetahui perkiraan persentase suara yang di dapatkan partai-partai lewat Quick Count dari beberapa lembaga survey. Memang ini belum bisa menjadi pegangan pasti karena perhitungan versi KPU lah yang resmi.
Namun setidaknya perhitungan versi Quick Count ini bisa memberi gambaran bagaimana Rakyat Indonesia sebagai pemilik NKRI memperbolehkan beberapa orang untuk menjadi Perwakilan mereka. Untuk menyuarakan jeritan hati mereka, memperjuangkan hak-hak mereka dan mengawal Pemerintah memajukan NKRI.
Akan terbersit di benak kita sebuah pertanyaan : " Mengapa PDI-P dengan Jokowi Effect-nya tidak dapat menembus perolehan suara 20% ? "
Silahkan anda ber-argumen layaknya Pengamat Politik yang Handal dengan segala ilmu politik anda, silahkan anda ber-argumen layaknya Budayawan yang Mumpuni dengan segala ilmu sosial budaya anda, dsb.
Saya hanyalah salah satu rakyat NKRI yang cuma memperhatikan tingkah laku para pelaku politik. Saya juga hanya salah satu warga yang bertetangga dengan beberapa Caleg yang ikut dalam Pileg tanggal 9 April kemarin. Artikel saya bukanlah Suara Rakyat apalagi SUARA TUHAN, ini hanya sekedar catatan sejarah dimana Tugas/Fungsi Partai berbenturan dengan Kepentingan Partai.
Sepanjang yang saya pahami bahwa salah satu Tugas/Fungsi Partai adalah mencari/mendapatkan/membentuk negarawan-negarawan baru yang mampu bertarung di arena politik dengan elegan dan berpihak pada rakyat dengan berbekal KEPERCAYAAN MASYARAKAT.
Akankah Rakyat PERCAYA kepada calon-calon legislator yang baru berkoar-koar menjelang pemilihan-nya?
Akankah Rakyat PERCAYA kepada calon-calon legislator yang berusaha memBELI KEPERCAYAAN itu dengan Sumbangan, Sedekah, Bantuan Kemanusiaan menjelang pemilihan-nya?
Akankah Rakyat PERCAYA kepada calon-calon legislator yang katanya hendak MEMPERJUANGKAN SUARA RAKYAT padahal enggan ber-tetangga?