Mohon tunggu...
Chunk ND
Chunk ND Mohon Tunggu... mahasiswa -

mahasiswa tingkat akhir tak ada kata terlambat untuk belajar, termasuk menulis sebagai coretan untuk keabadian. sebab dengan menulis maka ingatan akan terawat.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Impian Semesta

25 April 2017   18:01 Diperbarui: 26 April 2017   04:00 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Senja berlalu tanpa pamit, tak seperti mentari yang memberi jalan kepada rembulan untuk berjumpa dengan para hati yang pilu

Asa tak berdaya menyiratkan kerinduan akan kedamaian yang tak kunjung datang kembali setelah sekian lama bersembunyi

Diantara para hati yang tak lagi merasa, untuk secercah harapan pun tidak

Seolah impianpun hanyalah kesia-siaan belaka, yang hanya untuk segelintir anak manusia

Segelintir lainnya berjibaku dalam kotak tak bercelah, terkurung mengungkung terkatung-katung

Tanpa sadar merekalah sang pemilik mimpi, yang dirindukan semesta untuk berjalan setapak demi setapak

Menapaki tanah yang tak lagi suci oleh para rakus dalam dunia khayal

Chunk Nd

Makassar, 25 April 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun