Senja berlalu tanpa pamit, tak seperti mentari yang memberi jalan kepada rembulan untuk berjumpa dengan para hati yang pilu
Asa tak berdaya menyiratkan kerinduan akan kedamaian yang tak kunjung datang kembali setelah sekian lama bersembunyi
Diantara para hati yang tak lagi merasa, untuk secercah harapan pun tidak
Seolah impianpun hanyalah kesia-siaan belaka, yang hanya untuk segelintir anak manusia
Segelintir lainnya berjibaku dalam kotak tak bercelah, terkurung mengungkung terkatung-katung
Tanpa sadar merekalah sang pemilik mimpi, yang dirindukan semesta untuk berjalan setapak demi setapak
Menapaki tanah yang tak lagi suci oleh para rakus dalam dunia khayal
Chunk Nd
Makassar, 25 April 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H