Karena hanya bertamu, maka saya nggak bisa protes atas apa yang sering saya lihat di rumah kenalan itu.
Rumahnya kecil tidak terlalu besar.
Bisa dibilang rapi lah semua barang yang ada.
Tapi, yang mengganggu hati saya adalah kebiasaan keluarga itu.
Kalau mereka dari luar rumah lalu masuk dan melakukan aktivitas dalam rumah, tidak terlihat mereka mengganti pakaian selama mereka di luar. Mencuci kaki saja tidak.
Cuci tangan kalau pas kebetulan makan pakai tangan saja.
Yang bikin mengganggu banget, sekali waktu saya pernah harus di sana dari pagi sampai jelang malam dan kembali lagi pagi-pagi ke sana, ternyata sekeluarga itu masih mengenakan baju kemarinnya.
Bahkan bapaknya yang kerjanya harus dengan banyak orang, pas saya di sana kemarinnya hingga pagi itu kembali, belum ganti bajunya.
Apakah beliau juga tidur dengan pakaian yang sama?
Welahdalah....
Apa aromanya itu....
Keinget cerewetnya ibunda yang paling nggak suka anaknya ini mengenakan pakaian dari luar, apalagi dari tempat ramai seperti pasar, masih dikenakan untuk beraktivitas di rumah.
Terutama buat tidur.
Haduh, haduh... Itu cerewetnya bisa berkilo-kilometer...
"Kamu itu dari luar. Banyak kuman dan virus. Makanya ganti baju terutama kalau mau tidur." Pesan ibu.
Maka, biar nggak banyak baju, saya sudah terbiasa memilah pakaian mana untuk main, ke gereja atau pesat, di rumah dan tidur.
Dan, itu menyenangkan. Ada sensasi bersih, apalagi pas tidur. Bantu nyenyak juga.
Jadi... Mohon dimaklum juga kalau nginap di rumah orang, bawaan saya pasti rada banyak.
Alasannya, ya karena masih terngiang pesan ibu itu
#katanjar #anj2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H