Oleh karena terjadi surat menyurat resmi, dari lembaga resmi juga maka saya meminta kepada si pengirim untuk mencantumkan nama lengkap saya. Biar gimana akan menjadi dokumen dan arsip mereka juga nantinya.
Kebetulan di surat itu juga tertulisnya "Anastasia Anjar".
"Padahal itu sesuai data yang pernah dikasih ke aku lho, Mbak.." Kata si pengirim.
"Masa iya? Saya biasanya pakai nama pena atau nama alias, Anjar Anastasia loh... Lihat deh di buku atau medsos saya..."
Si pengirim itu nampak masih bingung. "Tapi, Mbak... Biasanya nama baptis itu di depan nama kita...."
Mmm... Gimana ya...
Udah dijelasin itu nama pena atau nama alias. Berarti ya boleh dong pakai nama apa saja.
Lha giliran diberi tahu nama asli malah nggak percaya.
Piye tho...
Sejak nama bapak gubernur itu viral dimana-mana, saya iseng bikin hastek #sesamaganjar
Beberapa kali kalau komentar tentang si bapak, saya mencantumkan hestek itu. Lalu dikomen lagi "Karena ada unsur Anjarnya ya?"
"Bukan... Nama saya memang ada Ganjar-nya."
"Lho, masa sih???"
Ealah....
Saya memang suka senewen urusan nama.
Bukan karena sok penting. Tapi, bagi saya nama itu sungguh pemberian luar biasa dari orang tua.
Segimana pun aneh or rumitnya.
Ada maksud baik di balik nama itu diberikan.
Maka saya lebih senang orang mengetahui nama pena saja. Biar ringkes dan nggak salah.
Jika diperlukan, dengan senang hati saya akan beritahu,
Cuman, demi menghapal nama lengkap saya, ada beberapa adik mahasiswa mencantumkan nama itu di daftar nama HPnya.
Menuhin bagian nama aja klo pas chat.
"Biar inget nama lengkap Mbak Anjar dengan baik," katanya.
Ya nggak gitu juga atuh, Dek...
Nggak akan masuk syarat kalau main ke mall kok...
#katanjar #anj2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H