Mohon tunggu...
Anjar Anastasia
Anjar Anastasia Mohon Tunggu... Penulis - ... karena menulis adalah berbagi hidup ...

saya perempuan dan senang menulis, menulis apa saja maka lebih senang disebut "penulis" daripada "novelis" berharap tulisan saya tetap boleh dinikmati masyarakat pembaca sepanjang masa FB/Youtube : Anjar Anastasia IG /Twitter : berajasenja

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Ngandelin Kebaikan Orang? Malu Dong...

7 Juni 2021   08:09 Diperbarui: 7 Juni 2021   08:17 680
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berapa minggu lalu, beberapa hari berturut-turut, saya ketemu lagi dengan pemulung yang kalau papasan dengan orang selalu bilang "Bapak lapar Neng... Lapar... Belum makan... Bapak lapar, Neng..."
Padahal dari wajah masih muda, lebih muda dari saya curiganya.
Badannya juga sehat, Tinggi besar.
Hanya badannya aja kucel, mungkin karena habis nyari barang rongsokan.

Saya pernah cerita tentang dia di waktu lalu.
Tapi, yang benar-benar jadi perhatian saya kemarin itu adalah karena  seringnya dia melakukan itu dalam waktu yang berdekatan.
Sebelum dia minta-minta itu, dia akan melihat ke kita dulu. Di balik topi besarnya.
Apakah dia tidak hapal atau tidak peduli?

Apalagi dia sempat bergumam yang tidak terlalu terdengar, tapi rasanya seperti mengatakan "Makanannya buat Bapak saya, Neng..." sambil melihat tas kecil saya berisi bekal. Berarti dia tahu dong saya bawa bekal itu.

Hari Sabtu kemarin, ketika belanja ke pasar untuk belanja mingguan, saya juga menemukan pemandangan yang menarik.
Seorang ibu tua yang saya tahu seringkali wara wiri di pasar dan orang pasar pasti hapal. Kata orang dia ODGJ, cuma tidak pernah tindakan yang merugikan. Ia melihat-lihat gerobak seorang pedagang yang memajangkan makanan yang dijual.

Si bapak pedagang mengambil salah satu makanannya itu, lalu menawarkan kepada si ibu itu sekalian memanggilnya supaya mendekat.
Kebetulan pas saya lewat di depan mereka.
"Enggak ah... Kemarin udah dikasih. Saya mau liat-liat dulu, nanti ambil uang mau beli," kata si ibu itu.
"Nggak pa-pa... Ini buat ibu..." Si bapak rada maksa.
Si ibu malah menjauh sambil dadah-dadah. Si bapak ketawa-tawa aja.

Saya melewati mereka sambil tersenyum.
Kebaikan si bapak pasti sangat berkesan pada si ibu itu sampai dia sungkan sendiri sekaligus nggak mau jadiin andalan.
Padahal kalau pun si ibu balik lagi dengan tidak membeli makanan itu, si bapak pasti akan tetap memberi.
Gratis.
#katanjar #anj2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun