Mohon tunggu...
Anjar Anastasia
Anjar Anastasia Mohon Tunggu... Penulis - ... karena menulis adalah berbagi hidup ...

saya perempuan dan senang menulis, menulis apa saja maka lebih senang disebut "penulis" daripada "novelis" berharap tulisan saya tetap boleh dinikmati masyarakat pembaca sepanjang masa FB/Youtube : Anjar Anastasia IG /Twitter : berajasenja

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

(OM) Waktu Indonesia Bagian Siapa?

12 Juni 2019   08:39 Diperbarui: 12 Juni 2019   08:53 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya punya adik damping, kalau janjian dengan dia jangan harap bisa sesuai waktu. Kalo janjian jam 11 gitu, jangan harap dia tepat waktu datang. Setengah jam setelah jam janjian juga syusayar.

Biasanya nih... dia paling cepat datang setelah 2 jam kemudian!!!

Luar biasa bukan?

Hebatnya lagi, orang-orang yang janjian sama dia itu, dengan setia nungguin dia untuk datang! (termasuk saya juga... hehe...)  Meski muka ditekuk, mulut sepanjang nungguin nggak berhenti dumel, pegel nungguin, mata selalu melihat bolak balik jam di tangan dan dinding, tetep aja ketika dia memunculkan diri, dia disambut dengan senyuman. Yah..., senyuman yg rada sepak dikit mah itu udah reflek kali...

Kalo adik damping saya itu ditanya, darimana bisa segitu ngaretnya, ada aja alasannya. Yang jalanan macet lah, bangun kesiangan karena begadanglah, kerjaan nanggunglah, ketemu relasi di jalan lah, yang ini, yang itu, pokoknya semua yg membuat kami, teman-teman yg berjanji padanya kayak dihipnotis buat bisa mengerti kondisinya. Padahal sebelumnya kan kami bete banget. Apalagi kalo dia nggak ngasih-ngasih kabar juga. Waaa... serasa emosi jiwa deh...

Kami, teman-temannya sudah pernah mengingatkan (bahkan memarahi dia) untuk urusan kejelekannya satu itu. Bukan karena kami sering dibuatnya bete dengan ngaretnya itu, tapi juga demi kepentingannya sendiri kelak. Kalo pas dia harus janjian dengan org penting, gimana tuh? Bisa ilang kesempatan hanya karena dia ngaret gitu.

Nah, untuk urusan deal sebuah kesempatan itu, teman saya  satu itu punya cerita sendiri.

Entah kenapa, orang-orang yang punya deal khususnya bisnis dengannya, pasti pada akhirnya berhasil deh. Padahal adik saya itu satu tetap akut penyakitnya. Nggak peduli dia sedang janjian sama siapa. Kami, teman-temannya yang sudah kenyang dengan ngaretnya itu aja penasaran, kok ya bisa dia janjian dengan orang penting lalu ngaret, tapi deal-nya dapet juga.

Saya sendiri  kalo janjian sama dia, serius nggak serius janjian itu (maksudnya kadar/tujuan janjian itu serius apa nggak) selalu antisipasi jauh-jauh hari kepadanya supaya nggak ngaret. Di telepon atau WA terus, saya lakuin deh. Dia bosen, bodo amat. Daripada nggak jadi sama sekali.

Dan, kalo pas hari H-nya dia tetap ngaret, toleransinya cuma setengah jam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun