Mohon tunggu...
Anjar Anastasia
Anjar Anastasia Mohon Tunggu... Penulis - ... karena menulis adalah berbagi hidup ...

saya perempuan dan senang menulis, menulis apa saja maka lebih senang disebut "penulis" daripada "novelis" berharap tulisan saya tetap boleh dinikmati masyarakat pembaca sepanjang masa FB/Youtube : Anjar Anastasia IG /Twitter : berajasenja

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Fr. Michael Los Ditahbiskan dalam Kondisi Sakit Kanker

8 Juni 2019   16:15 Diperbarui: 8 Juni 2019   17:00 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Koleksi pribadi Pst. Peter Elvin Atmaja OSC

Dalam ajaran gereja Katolik ada 7 Sakramen yang dapat diterima oleh umatnya. Sakramen itu adalah Pembaptisan, Penguatan, Ekaristi, Pengakuan Dosa, Imamat, Perkawinan, dan Urapan orang sakit. Tetapi, ada satu sakramen yang hanya diterima oleh umat pilihan, tidak bisa semua, yaitu Sakramen Imamat. Sakramen ini bisa dilakukan melalui proses Pendidikan yang lumayan panjang dan berjenjang serta hanya boleh diberikan kepada kaum laki-laki. Dari Sakramen inilah maka kita mengenal ada panggilan "Pastor" atau "Romo" atau "Padre" atau "Pater".

Sakramen Imamat sendiri hanya bisa diberikan oleh seorang Uskup yang telah ditetapkan oleh Paus. Jika dalam sebuah Keuskupan, Uskupnya sedang berhalangan, bisa diwakilkan oleh pejabat gereja setingkat Uskup yang telah ditunjuk. Dengan kata lain, pentahbisan seseorang dalam sebuah Sakramen Imamat, tidaklah mudah atau main-main. Beda dengan Sakramen Baptis atau permandian, misalnya. Pada Sakramen tersebut semua umat yang telah menjalani rangkaian pendidikan bisa dibaptis oleh Pastor setempat.

Di Indonesia sendiri, Sakramen Imamat yang diwujudkan dalam "Upacara Pentahbisan" tersebut, tiap tahun pasti bisa dijumpai di banyak daerah. Tentu saja disesuaikan juga dengan kebutuhan serta hal-hal lain yang diperlukan. Tidak jarang, tahbisan menjadi semacam pesta tersendiri yang berkesan meriah serta melibatkan banyak orang. Bisa dimengerti sebab untuk mencapai jenjang ini, bukanlah hal mudah dan bisa dicapai oleh orang-orang pilihan saja.

Biasanya persiapan kegiatan ini dilakukan juga jauh-jauh hari. Pengumuman kepada umat sengaja dilakukan juga agar mereka bisa mengetahui akan adanya peristiwa itu sekaligus membantu demi kelancarannya. Keterlibatan pihak hirarki dan umatnya memang terlihat dalam kegiatan ini.

Sebagai gambaran upacara tahbisan tersebut, bisa dilihat di cuplikan video "Tahbisan 3 Imam OSC, 25 april 2019


Tidak lupa juga kepada pihak keluarga tertahbis. Biasanya pihak keluarga ini adalah pihak yang sangat bangga dan bersyukur ketika ada salah satu keluarganya yang ternyata berhasil melewati proses panjang hingga bisa menjadi seorang Pastor. Bahkan dalam budaya beberapa daerah yang mayoritasnya beragama Katolik, ada sebuah kebanggaan tersendiri jika anak laki-laki dari mereka bisa dipersembahkan menjadi gembalaNya. Pesta yang diselenggarakan setelah upacara petahbisan, bisa mirip seperti sebuah pesta pernikahan.

Fr. Michael Ditahbiskan Saat Sakit

Dari https://wp-media.patheos.com/
Dari https://wp-media.patheos.com/

Jika dalam ulasan di atas, seorang Pastor baru ditahbiskan dalam kondisi yang tidak sedang berkekurangan maka kegiatan tersebut memang seringlah terjadi dengan penuh suka cita. Namun, bila pentahbisan seorang Imam dilakukan di rumah sakit dan pada saat yang bersangkutan sedang menglami sakit kenker stadium lanjut, bagaimana rasanya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun