Tahun Baru Imlek merupakan hari yang penting bagi warga Tiongkok dan keturunan Tionghoa di berbagai belahan dunia, tak terkecuali di Indonesia. Biasanya, Perayaan Imlek ini berlangsung 15 hari di mulai dari tanggal 1 bulan pertama Tahun Tionghoa dan berakhir tanggal 15, bertepatan dengan Cap Go Meh.
Di Yogyakarta pun tiap tahun juga ada Perayaan Imlek. Salah satu lokasi yang sering menjadi pusat perayaan Imlek yakni Kampung Ketandan yang juga dijuluki sebagai Kampung Pecinan di Yogyakarta. Karena masih di sekitar Malioboro, tentu aksesnya mudah untuk dikunjungi wisatawan.
Tempatnya masih di sepanjang Jalan Malioboro di bagian selatan, tepat di utara Pasar Beringharjo. Lokasinya di timur Jalan Malioboro dan ditandai dengan gapura besar dengan arsitektur Tionghoa. Gapura tersebut lengkap dengan ukiran naga dan tulisan Kampung Ketandan dalam Bahasa Indonesia, Jawa, dan China. Â
Hari H Tahun Baru Imlek, Ketandan Masih Sepi
Tepat di Hari H Tahun Baru Imlek kemarin (5/2), suasana Kampung Ketandan tampak sepi seperti biasa. Tapi, sudah ada lampion terpasang di Gapura Kampung Ketandan.
Uchi Laniwati, seorang warga Kampung Ketandan mengatakan bahwa pada hari H Tahun Imlek memang tidak ada aktivitas yang menonjol terkait Imlek. Setiap tahun saat hari H Imlek memang seperti hari biasa. Saat hari H Imlek, warga Kampung Ketandan lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarga.
Â
Minggu Depan Jadi Meriah
Pada Hari H Tahun Imlek, suasana di Ketandan nyaris tak ada beda dengan hari biasa. Tapi, akan jadi meriah di pekan berikutnya. Tepatnya, tanggal 13-19 Februari mendatang. Di tanggal-tanggal ini, diselenggarakan perayaan Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY).
Acara ini memang biasanya digelar sepekan setelah Hari H Imlek. Tahun ini pula, PBTY difokuskan di Kampung Ketandan.
Akan ada sejumlah acara menarik yang siap ditampilkan, misalnya Karnaval Budaya dan Jogja Dragon Festival 2019. Itulah yang dikatakan Humas dan Publikasi Panitia PBTY 2019 Ng Liong Ho dilansir dari Tagar.
Lokasi karnaval berawal dari Taman Parkir Abu Bakar Ali (ABA) menyusuri ruas Jalan Malioboro, lalu berhenti di depan Gapura Kampung Ketandan. Di spot ini, peserta karnaval melakukan atraksi 10-15 menit, kemudian berjalan menuju finish di Alun-Alun Utara Yogyakarta.
Tak hanya karnaval saja, perayaan ini juga dimeriahkan dengan panggung hiburan, pameran budaya, lomba, bazaar, stand kuliner, bahkan ada juga Koko dan Cici Jogja 2019.
Keragaman Budaya sebagai Karakteristik Jogja
Perayaan Imlek di Jogja setiap tahun menjadi daya tarik bagi wisatawan. Di samping itu, acara ini juga menunjukkan bahwa kebudayaan di Jogja cukup beragam, tidak hanya budaya yang identik dengan budaya Jawa saja. Tapi, warga Jogja juga membaur dengan warga Tionghoa yang memiliki kebudayaan tersendiri.