Salah satu warga yang mengantar saya bersama teman-teman keliling Pulau Karimunjawa mengungkapkan bahwa saluran air bersih di rumahnya sudah mulai terganggu. Sumur yang selama ini menjadi sumber air bersih sudah tidak sejernih seperti biasanya, keruh dan bukan tawar lagi melainkan mulai terasa asin. Sehingga dia harus memasang saluran air dari entah paguyuban atau sumur milik tetangganya yang sudah lebih dulu memiliki saluran air bersih. Belum lagi bagi mereka para petani rumput laut serta nelayan kini merasakan dampaknya akibat adanya tambak udang.
Yang lebih ironis lagi adalah para pengusaha tambak udang tersebut justru berasal dari luar Karimunjawa. Kebanyakan dari mereka berasal dari Kabupaten di luar Jepara. Saya tidak bisa menyebutkan di sini dari mana para pengusaha tambak udang itu berasal. Namun yang pasti Tindakan ini hanya akan menguntungkan sepihak, sedangkan pihak yang lain hanya bisa gigit jari terhadap kenyataan ini.
Warga Bertahan
Fakta inilah yang kemudian masyarakat Karimunjawa menyuarakan untuk dihentikannya tambak udang di sekitar bibir pantai. Ini akan berakibat fatal di masa mendatang. Karena saya pengunjung dan tidak punya kapasitas apapun hanya bisa mendoakan semoga ada upaya, solusi atau apapun itu untuk mengentaskan permasalahan terkait tambak udang ini.
Saya sangat kagum dengan masyarakat yang ada di sana, saat musim tertentu biasanya musim badai atau angin kencang mereka akan kesulitan mendapatkan kiriman logistik dari luar. Bagaimana kebutuhan mereka terpenuhi mulai dari bahan makanan pokok seperti beras, sayuran, gas elpiji untuk memasak, bahan bakar kendaraan serta logistik lainnya. Itu semua akan terhenti akibat cuaca yang kurang mendukung untuk pengiriman logistik dari luar. Namun mereka sangat kuat, tangguh dan tetap bertahan dengan kondisi apapun.
Jika upaya sudah dilakukan, namun belum membuahkan hasil tidak ada pilihan lain kecuali bertahan seraya berdoa dengan penuh pengharapan ada solusi yang terbaik bagi semuanya. Sehingga sektor pariwisata di Karimunjawa tetap lestari terjaga tanpa menimbulkan seperti cerita di atas.
Bentar Saputro
Kabupaten Karanganyar, 13 Oktober 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H