Sepanjang penyeberangan dari Jepara -- Karimunjawa kita disuguhi pemandangan laut yang begitu memanjakan mata. Sesampainya di dermaga Karimunjawa saya langsung menuju penginapan Java Paradise Resort, tidak jauh lokasinya cukup 5 menit ditempuh menggunakan mobil. Saya hanya beruntung menginap di hotel tersebut. Ada banyak  penginapan yang ditawarkan oleh penduduk setempat. Memang tak jarang hotel-hotel modern berdiri, namun jika ingin mode hemat menginaplah di homestay milik warga.
Beragam fasilitas dan layanan yang ditawarkan di homestay milik warga. Mulai dari makan malam, sinyal Wi-Fi dan lain sebagainya. Ada diangka Rp400.000,- untuk tarif menginap semalam  di homestay. Bahkan mungkin saja ada yang lebih murah dari itu. Harga tadi sebatas sepengetahuan saya. Ada pemandangan menarik yang saya saksikan langsung perihal homestay ini. Pemilik rumah atau homestay ini rela tidur di ruangan kecil atau emeperan dapur dan merelakan kamar-kamar nya dihuni oleh para pelancong. Betapapun itu harus dilakukan karena memang merupakan salah satu matapencahariannya berasal dari menyewakan penginapan. Selain menawarkan penginapan, warga setempat tentunya memiliki usaha lainnya. Mulai dari nelayan, pedagang hingga tour guide. Bagi para nelayan, kapal-kapal mereka dapat disewakan pula untuk para wisatawan guna menyeberangi pulau-pulau sekitar Karimunjawa.
Hari kedua saya berkeliling sekitar penginapan dan agak sedikit menjauh menyusuri daratan. Hingga sampailah pada satu pemandangan yang begitu indah, yaitu Pantai Ujung Gelam. Jalanan menuju lokasi tersebut cukup lumayan, pasalnya belum semua akses jalan diaspal. Kalaupun diaspal, ada yang sudah bolong-bolong di tengah jalan sehingga cukup memberikan guncangan saat kita menaiki kendaraan. Saat tiba di Pantai Ujung Gelam, kita akan ditarik tiket masuk seharga Rp5.000,-. Tidak perlu khawatir, sesampainya di sana tidak ada pungutan parkir layaknya di tempat-tempat keramaian pada umumnya. Cukup membayar loket masuk tadi semua sudah beres.
Ada hal menarik lainnya yang saya jumpai saat di Karimunjawa. Begitu banyak kendaraan bermotor baik roda dua maupun roda empat, dimana kunci-kunci motor/ mobil masih tetap nyanthol di kendaraan. Ini membuktikan bahwa warga di Karimunjawa tingkat kepercayaan satu dengan lainnya cukup kuat. Terbukti dengan banyaknya kendaraan bermotor lengkap dengan kuncinya masih tertinggal di kendaraan. Tak khawatir akan dicuri atau dibawa kabur kendaraannya.
Di pantai Ujung Gelam terdapat spot bagus untuk kita ambil foto, yang jamak orang kini menyebutnya instagramable. Benar saja, bersama teman-teman saya langsung ambil gambar sebagai kenang-kenangan dan bentuk rasa syukur menikmati betapa indah ciptaan-Nya. Tidak berhenti di sana, saya bermain pasir dan air di pinggiran pantai. Cuacanya memang cukup terik dan tidak terasa senjapun mulai memberikan sinyal dengan indikator matahari mulai terbenam. Apalagi jika kita ke pantai pasti yang ditunggu adalah senja.
Lelah dengan bermain pasir dan foto-foto? Jangan khawatir, di sana terdapat warung-warung yang menjajakan dagangannya untuk membuat nada dering (baca:keroncongan) perut kita terdiam. Ada mi rebus, gorengan dan yang bikin dahaga terobati adalah kelapa muda alias degan. Hari kedua menyusuri pantai hingga senja tiba, saatnya kembali ke hotel untuk meluruskan boyok supaya besok siap pecicilan lagi.
Bentar Saputro
15 September 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H