Mohon tunggu...
BENTAR SAPUTRO
BENTAR SAPUTRO Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar di semestaNya

ketik huruf, angka dan tanda baca.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Model Mutimedia Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)

17 April 2017   11:32 Diperbarui: 17 April 2017   20:00 4879
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi kantor BPMPK

Selama ini sesungguhnya sudah ada media-media yang pernah dikembangkan untuk ABK. Salah satunya adalah multimedia pembelajaran interaktif (MPI) untuk ABK. Karena yang paling memungkinkan adalah media berbasis komputer. Hal ini bukan tanpa alasan, karena setiap anak/siswa berkebutuhan khusus ini memiliki tuna yang beragam. Ada tuna grahita, tuna netra, tuna dhaksa, tuna rungu, tuna laras dan ketunaan yang lainnya. Masing-masing ketunaan memiliki terapi dan pelayanan tersendiri. Jadi tidak bisa digeneralisasi pada saat mengembangkan media.

Faktanya adalah dari kebanyakan guru ABK masih menggunakan alat peraga ‘seadanya’ yang tersedia di tempat mengajar mereka. Dari sisi sosiokultural kenyataannya banyak anak berkbutuhan khusus berasal dari keluarga yang kurang mampu secara finansial. Berbeda dengan anak yang latar belakang ekonominya memadai, orang tua serangkali memberikan fasilitas yang lengkap.

Anak atau siswa yang orang tua dengan latar belakang ekonomi yang ‘kuat’ memiliki kemungkinan untuk mengenyam pendidikan yang lebih dibanding dengan latar belakang orang tua dengan ekonomi lemah. Hal ini bisa dibuktikan dengan fasilitas yang dimiliki oleh anak yang high level. Orang tuanya pasti akan memberikan fasilitas penunjang pembelajaran untuk anaknya semaksimal mungkin. Ini tidak bisa dielakkan bahwa akan terjadi perkembangan yang berbeda di diri masing-masing anak.

Analisis Kebutuhan

Studi awal sudah dilaksanakan dan akan ditindaklanjuti dengan tahapan analisis kebutuhan secara lebih mendalam. BPMPK melakukan kegiatan analisis kebutuhan model multimedia pembelajaran untuk ABK di beberapa wilayah, diantaranya Bandung, Denpasar, Semarang, SidoarjodanYogyakarta.

Mengapa kegiatan tersebut dilakukan di beberapa tempat? Hal ini dimaksudkan supaya dalam mengembangkan model multimedia mendapatkan data dan informasi yang sebanyak-banyaknya. Wilayah yang dipilih merupakan perwakilan yang beragam latar belakang sosial, budaya dan kebiasaan hingga karakter daerahnya.

Dari lima lokasi yang dipilih BPMPK mengundang beberapa komponen yang sekiranya memiliki kompetensi dan pemahaman terhadap ABK. Komponen yang dilibatkan antara lain Dinas Pendidikan (yang membidangi Pendidikan Khusus), Guru-guru Sekolah Luar Biasa (SLB)danPraktisi.

Kegiatan analisis kebutuhan berlangsung melalui stategi seperti berikut :

  1. Pengarahan Kepala Dinas/ Kepala Sekolah setempat
  2. Penjelasan teknis dari tim BPMPK
  3. Diskusi kelompok, Focus Group Discussion (FGD)
  4. Kesimpuan hasil FGD.

Dinas Pendidikan (yang membidangi Pendidikan Khusus). Dilibatkan dalam rangka memberikan informasi mengenai Anak Berkebutuhan Khusus dalam perkembangan pada saat proses pembelajaran. Baik yang konvensional maupun yang sudah memanfaatkan media pembelajaran sebagai penunjang.

Dari pihak dinas diperoleh data secara deskriptif  menerangkan bahwa :

  • Selama ini siswa/guru masih menggunakan media yang sederhana/manual. Selama ini medianya adalah buku, balok dan beberapa alat peraga sederhana.
  • Pembelajaran masih sangat klasikal dan guru merupakan kunci dalam pembelajaran itu sendiri
  • ABK mengalami kesulitan untuk berkomunikasi.
  • Menyarankan kepada BPMPK pada saat membuat media disesuaikan dengan kondisi anak.
  • Menentukan ketunaan yang akan dibuatkan media.
  • Menerjemahkan game/permainan/simulasi tertentu ke dalam bentuk media yang menyenangkan.
  • Materi yang dikembangkan hendaknya menekankan siswa pada kemandirian.

Guru SLB.Dari beberapa wilayah yang hadir dalam kegiatan analisis kebutuhan, lebih banyak peserta guru yang menangani anak tuna grahita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun