Mohon tunggu...
Ruben Bentiyan
Ruben Bentiyan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa biasa

Petani mimpi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Budaya Berpikir Kritis

1 Mei 2021   06:37 Diperbarui: 1 Mei 2021   06:41 741
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Immanuel Kant, seorang filsuf abad 18 berusaha mendefinisikan apa itu sikap kritis. Sikap kritis, adalah sikap yang diambil setelah melewati proses pencerahan kesadaran lalu berani mengambil serta mengemukakan rumusan pikiran sendiri. Sederhananya, ketika dihadapkan pada suatu permasalahan; kita tidak melulu harus  menasbihkan pendapat orang-orang terdahulu, tetapi ada proses keberanian memikirkan sendiri dengan algoritma berpikir, informasi dan beberpa proses penalaran yang dirasa lebih kompitabel dengan permasalahan hari ini.

Tapi tentu harus kita pahami bersama bahwa tidak mungkin seseorang dapat berpikir mandiri tanpa pernah mempelajari pemikiran-pemikiran sebelumnya. Dan hal ini disepakati oleh orang-orang yang sudah terbiasa dalam ruang lingkup budaya berpikir. Tapi apa yang ingin dipertebal pada tulisan ini adalah usaha Kant untuk mengajak orang-orang agar tidak melulu hanya mengulangi gagasan-gagasan para orang terdahulu. Kita perlu mengembangkan suatu sikap dengan kesadaran mandiri tanpa ada perasaan terintimidasi oleh pemikiran orang-orang terdahulu. 

Ada sebuah kesalahpahaman tentang kritis, dimana sudah beredar dan terpolarisasi pemahaman bahwa kritis adalah saat orang-orang memilih A, maka orang kritis akan memilih B. Jika orang-orang memilih B, maka orang-orang kritis akan memilih selain B. Itu bukan kritis, tapi Kontrarian. Seperti yang sudah dikatakan di awal, kritis adalah sebuah usaha berpikir mandiri dalam mengambil sikap yang dibarengi dengan kedewasaan pengambilan keputusan tentang argumen mana yang harus dipercaya berdasarkan manfaat dan kerugian yang akan ditimbulkan nantinya.

Maka adalah sebuah kesalahan jika memahami bernalar kritis artinya harus selalu kontra terhadap pemikiran umum, dan tentu menjadi salah kaprah juga saat mengartikan bahwa berpikir kritis adalah tentang menjadi seseorang yang gemar protes terhadap segala sesuatu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun