Mohon tunggu...
Benti Ambarsari
Benti Ambarsari Mohon Tunggu... Guru - Guru SMP

Guru mata pelajaran Matematika di SMP Negeri 3 Demak.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

PTK Math

13 Agustus 2021   12:00 Diperbarui: 13 Agustus 2021   12:00 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI SEGIEMPAT MELALUI ALAT PERAGA PUZZLE  KELAS VII A SMP ISLAM DA'WATUL HAQ BONANG KABUPATEN DEMAK TAHUN PELAJARAN 2019/2020

BENTI AMBARSARI

bentiambarsari@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran yang belum optimal. Penelitian bertujuan untuk mengetahui apakah melalui alat peraga puzzle dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Matematika tentang segiempat bagi siswa kelas VII A SMP Islam Da'watul Haq Kecamatan Bonang Kabupaten Demak. 

Pelaksanaan perbaikan dilakukan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Siklus 1 pertemuan ke-1 hari Senin tanggal 03 Februari 2020 dan pertemuan ke-2 hari Kamis, 06 Februari 2020. Siklus 2 pertemuan ke-1 hari Kamis tanggal 13 Februari 2020 dan pertemuan ke-2 hari Senin tanggal 17 Februari 2020. Kegiatan penelitian tersebut meliputi persiapan penelitian, koordinasi persiapan tindakan, pelaksanaan (perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi), serta penyusunan laporan dan pengiriman laporan. 

Berdasarkan hasil analisis data dapat simpulkan bahwa melalui alat peraga puzzle dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII A SMP Islam Da'watul Haq  Kecamatan Bonang Kabupaten Demak pada pembelajaran matematika materi segiempat. Terlihat bahwa hasil evaluasi kelas VII A dengan jumlah siswa 31 anak, pada pra siklus hanya 11 orang (35,48%) siswa yang mencapai target KKM yaitu 65. Kemudian, setelah pelaksanaan tindakan siklus I terdapat 23 siswa (74,19%) yang telah mencapai target KKM, dan pada hasil evaluasi siklus II terdapat 30  (96,77%) siswa yang telah mencapai nilai KKM. 

Dapat disimpulkan bahwa melalui alat peraga puzzle dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika pada materi segiempat di kelas VII A SMP Islam Da'watul Haq Kecamatan Bonang Kabupaten Demak telah terbukti kebenarannya.

Kata kunci: peningkatan, matematika, alat peraga puzzle dan segiempat. 

PENDAHULUAN

Matematika sebagai mata pelajaran yang wajib diberikan kepada siswa, tentu pembelajarannya juga harus mengarah kepada tujuan pendidikan nasional. Pemikiran kritis, sistematis, logis, dan kreatif merupakan cara berpikir yang dapat dikembangkan melalui belajar matematika. Hal ini disebabkan karena Matematika memiliki struktur dan keterkaitan yang kuat dan jelas antarkonsepnya, sehingga memungkinkan seseorang terampil berpikir rasional.

Pada kenyataannya, pelajaran Matematika sering dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit, sehingga tidak disukai bahkan ditakuti oleh para siswa. Kondisi ini dikarenakan dalam pembelajarannya, siswa merasa sulit dalam memahami materi dan kurangnya penggunaan alat peraga pembelajaran pada pelajaran Matematika, sehingga mengakibatkan siswa merasa bosan terhadap proses pembelajarannya. Akibatnya, siswa merasa kesulitan dalam memecahkan soal matematika yang disajikan guru.

Pembelajaran matematika pada materi Segiempat, masih menggunakan metode yang berpusat pada guru. Guru lebih banyak menggunakan metode ceramah dan drill yang cenderung membosankan minat siswa. Selain itu, kesulitan memahami materi dalam pembelajaran matematika, didukung oleh kurangnya alat peraga. Guru hanya menggambar segiempat di papan tulis tanpa tersedianya benda konkret yang dapat diamati siswa. Oleh karena itu, siswa kurang tertarik terhadap pembelajaran matematika. Hal tersebut terbukti dari perolehan nilai siswa yang masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Nilai KKM yang harus diperoleh siswa kelas VII A pada mata pelajaran Matematika yaitu 65. Dari 31 siswa, baru 16 siswa yang tuntas.

Untuk mengatasi masalah tersebut, alternatif yang dapat dipilih yaitu guru  menggunakan alat peraga puzzle pada materi Segiempat. Dengan menggunakan alat peraga puzzle, siswa dapat mengenal segiempat-segiempat dengan menyusun potongan-potongan segiempat yang telah diacak oleh guru. Alat peraga puzzle akan memudahkan siswa dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru, seperti mengelompokkan segiempat, menentukan sisi dan sudut segiempat, serta menggambar segiempat. Dengan demikian, siswa secara aktif terlibat langsung dalam proses pembelajaran.

Prinsip pembelajaran yang dikemukakan oleh Piaget seperti yang dikutip oleh Sugandi dkk (2007: 35) juga mengemukakan hal serupa bahwa proses pembelajaran adalah proses aktif, karena pengetahuan terbentuk dari dalam subjek belajar. Untuk membantu perkembangan kognitif siswa, kepadanya perlu diciptakan suatu kondisi belajar yang memungkinkan siswa belajar sendiri, misalnya melakukan percobaan, memanipulasi simbol-simbol, mengajukan pertanyaan, dan mencari jawaban sendiri, serta membandingkan penemuan sendiri dengan penemuan temannya.

Penggunaan alat peraga puzzle ini diharapkan dapat menumbuhkan semangat dan motivasi siswa dalam belajar, sehingga hasil belajar akan meningkat. Bentuknya yang mengarah pada permainan, membuat siswa lebih tertarik dan terasa menyenangkan. Selain itu, pembelajaran akan lebih bermakna, karena siswa dituntut untuk menyusun sendiri potongan-potongan segiempat menjadi bentuk segiempat yang utuh dan baru.

Atas dasar latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul "PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI SEGIEMPAT MELALUI ALAT PERAGA PUZZLE  KELAS VII A SMP ISLAM DA'WATUL HAQ BONANG KABUPATEN DEMAK TAHUN PELAJARAN 2019/2020".

HASIL PENELITIAN

Pada bagian ini akan dideskripsikan data yang diperoleh peneliti saat pelaksanaan siklus I pertemuan ke-1 dilaksanakan pada hari Senin tanggal 03 Februari 2020 dengan alokasi waktu 2 jp dalam waktu 2 x 40 menit, topik materi  pengertian segiempat (persegi, persegi panjang, belah ketupat, jajargenjang, trapesium, dan layang-layang), siklus I pertemuan ke-2 dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 06 Februari 2020 dengan alokasi waktu 3 jp dalam waktu 3 x 40 menit topik materi jenis-jenis dan sifat-sifat bangun datar. Deskripsi data pelaksanaan siklus I  meliputi (1) paparan hasil belajar, (2) deskripsi data hasil observasi proses pembelajaran, (3) refleksi, dan (4) revisi.

Berdasarkan perolehan nilai hasil tes formatif yang telah dicapai siswa, dapat dikatakan bahwa pembelajaran pada siklus I telah berhasil, karena telah memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan, yaitu rata-rata nilai sekurang-kurangnya 65 dan persentase ketuntasan belajar klasikal sekurang-kurangnya 70%. Hal ini terlihat pada persentase tuntas belajar klasikal yang diperoleh telah mencapai 74,19% dengan jumlah siswa yang memperoleh nilai 65 ada 23 dan 8 siswa memperoleh nilai 65. Namun demikian, perlu diingat bahwa data yang diperoleh selama penelitian tindakan kelas ini tidak hanya data hasil belajar, tetapi juga data hasil pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran Matematika menggunakan alat peraga puzzle. Dalam hal ini, perolehan data hasil pengamatan aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung masih di bawah indikator keberhasilan.

Dalam indikator keberhasilan, aktivitas belajar siswa dinyatakan berhasil jika sekurang-kurangnya 75% siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Sementara perolehan rata-rata persentase aktivitas belajar siswa pada siklus I hanya mencapai 71,65%. Dengan demikian, hasil aktivitas belajar siswa selama siklus I belum mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan.

Belum tercapainya indikator keberhasilan pada aktivitas belajar siswa siklus I, dikarenakan siswa masih bingung dengan pembelajaran menggunakan alat peraga puzzle. Sebenarnya siswa sangat antusias dengan alat peraga puzzle yang telah dibuat guru, karena selain ukurannya besar, alat peraga puzzle yang dibuat juga berwarna-warni. Namun, dalam penggunaan alat peraga puzzle segiempat dengan teman kelompoknya, beberapa siswa hanya menempelkan potongan-potongan puzzle bangun tersebut tanpa menyusunnya menjadi bentuk segiempat yang baru dan utuh. Hal ini terjadi karena ketika guru sedang menjelaskan tentang penggunaan alat peraga puzzle segiempat, beberapa siswa tidak memperhatikannya.

Dalam kerja kelompok, kerja sama siswa dalam menyelesaikan tugas yang telah diberikan guru, masih kurang. Salah satunya yaitu dalam menyusun puzzle, siswa masih berebut untuk mendapatkan dan menyusun puzzle, mereka menganggap bahwa potongan puzzle yang mereka dapatkan merupakan milik mereka, sehingga mereka tidak mau bekerjasama dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Ada juga beberapa siswa yang merasa senang dan asik bermain dengan potongan puzzle yang telah diperolehnya, sehingga mereka sibuk sendiri dengan puzzle-puzzle tersebut, yang mengakibatkan siswa enggan untuk mengerjakan tugas yang seharusnya mereka selesaikan.

Berdasarkan hasil refleksi di atas, perlu ada perbaikan pada siklus II agar aktivitas dan hasil belajar siswa, serta performansi guru dapat meningkat sesuai dengan indikator keberhasilan yang telah ditentukan. Pada siklus II, guru merancang dan membuat alat peraga puzzle segiempat dengan ukuran yang lebih besar dan lebih berwarna-warni agar siswa tertarik dan tidak merasa bosan. Guru harus memberikan motivasi yang lebih kepada siswa agar siswa tidak merasa malas dan malu dalam menyelesaikan soal di papan tulis atau menjawab pertanyaan dari guru. Guru harus lebih berusaha dalam mengondisikan kelas agar siswa tidak ramai sendiri, sehingga guru mudah dalam menyampaikan materi, perintah, dan penjelasan dalam menggunakan alat peraga puzzle. Guru harus lebih berusaha dalam memberikan bimbingan dan arahan kepada setiap siswa untuk saling bekerjasama dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, agar tugas selesai tepat waktu.

Pada bagian ini akan dideskripsikan data yang diperoleh peneliti saat pelaksanaan siklus II pertemuan ke-1 dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 13 Februari 2020 dengan alokasi waktu 2 jp dalam waktu 2 x 40 menit, topik materi  pengertian segiempat (persegi, persegi panjang, belah ketupat, jajargenjang, trapesium, dan layang-layang), siklus II pertemuan ke-2 dilaksanakan pada hari Senin tanggal 17 Februari 2020 dengan alokasi waktu 3 jp dalam waktu 3 x 40 menit topik materi jenis-jenis dan sifat-sifat bangun datar.

Berdasarkan perbaikan tindakan yang telah dilakukan guru pada siklus II, dapat diketahui bahwa aktivitas dan hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Hal ini terlihat pada siklus I rata-rata nilai hasil belajar yang diperoleh siswa sebesar 73,9 meningkat pada siklus II menjadi 81,0. Sementara persentase tuntas belajar klasikal pada siklus I mencapai 74,19% dan pada siklus II meningkat menjadi 87,10%. Begitu juga dengan aktivitas belajar siswa yang mengalami peningkatan dari 71,65% dengan kriteria tinggi pada siklus I, menjadi 90% dengan kriteria sangat tinggi di siklus II. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa penggunaan alat peraga puzzle segiempat berhasil dalam meningkatkan hasil dan aktivitas belajar siswa karena telah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan.

Berdasarkan hasil pembelajaran siklus II, dapat diketahui bahwa pelaksanaan pembelajaran Matematika menggunakan alat peraga puzzle segiempat yang dilaksanakan, sudah baik dan sesuai dengan yang peneliti harapkan. Hal ini terlihat dari peningkatan yang terjadi pada aktivitas dan hasil belajar siswa, serta performansi guru, sehingga tidak ada yang perlu direvisi karena sudah mencapai indikator keberhasilan.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan, peneliti mengambil simpulan bahwa penggunaan alat peraga puzzle pada mata pelajaran Matematika materi Segiempat di kelas VII A SMP Islam Da'watul Haq Bonang Kabupaten Demak terbukti dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Berikut ringkasan hasil penelitian yang meliputi aktivitas belajar dan hasil belajar.

  1. Penggunaan alat peraga puzzle pada pembelajaran Matematika materi Segiempat di kelas VII A SMP Islam Da'watul Haq Bonang Kabupaten Demak dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hal tersebut terjadi karena alat peraga puzzle merupakan alat peraga pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa. Terbukti dari perolehan  aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran dari 71,65% dengan kriteria tinggi pada siklus I, menjadi 90% dengan kriteria sangat tinggi di siklus II.
  2. Penggunaan alat peraga puzzle pada pembelajaran Matematika materi Segiempat di kelas VII A SMP Islam Da'watul Haq Bonang Kabupaten Demak dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Peningkatan hasil belajar ini seiring dengan peningkatan aktivitas belajar siswa, karena jika siswa aktif saat pembelajaran, maka siswa mengalami sendiri proses belajar. Dengan demikian, informasi yang diperoleh siswa lebih lama tersimpan, sehingga saat menjawab soal tes formatif, siswa masih teringat dengan materi yang telah disampaikan. Peningkatan tersebut terbukti dari perolehan nilai hasil belajar siswa sebesar 73,9 pada siklus I menjadi 81,0 pada siklus II dan persentase tuntas belajar klasikal dari 74,19% pada siklus I menjadi 87,10% pada siklus II.
  3. Penggunaan alat peraga puzzle pada pembelajaran Matematika materi Segiempat di kelas VII A SMP Islam Da'watul Haq Bonang Kabupaten Demak dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa. . Hal ini terlihat pada siklus I rata-rata nilai hasil belajar yang diperoleh siswa sebesar 73,9 meningkat pada siklus II menjadi 81,0. Sementara persentase tuntas belajar klasikal pada siklus I mencapai 74,19% dan pada siklus II meningkat menjadi 87,10%. Begitu juga dengan aktivitas belajar siswa yang mengalami peningkatan dari 71,65% dengan kriteria tinggi pada siklus I, menjadi 90% dengan kriteria sangat tinggi di siklus II. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa penggunaan alat peraga puzzle segiempat berhasil dalam meningkatkan hasil dan aktivitas belajar siswa karena telah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan.

SARAN

Saran yang peneliti berikan berkaitan dengan hasil penelitian yaitu sebagai berikut.

Bagi guru, penggunaan puzzle segiempat dapat dijadikan sebagai alternatif alat peraga dalam pembelajaran Matematika materi Segiempat. Guru juga harus lebih kreatif dan variatif dalam menyajikan alat peraga puzzle segiempat, sehingga siswa selalu merasa tertarik dan ingin tahu puzzle apakah yang akan digunakan dalam pembelajaran. Selain itu, saat mengajar sebaiknya guru lebih kreatif dalam mengondisikan kelas.

Sebaiknya kepala sekolah memotivasi guru-guru untuk berkreasi dalam pembelajaran. Salah satu kreasi pembelajaran tersebut dengan menggunakan puzzle sebagai alat peraga dalam pembelajaran karena melalui penggunaan alat peraga puzzle, dapat meningkatkan performansi guru sehingga meningkat pula kualitas akademik sekolah tersebut. Di samping itu, sekolah hendaknya dapat menyediakan fasilitas berupa buku-buku sebagai referensi dalam pembelajaran.

REFERENSI

Anni, Tri Catharina, dkk. 2007. Psikologi Belajar. Semarang: UPT MKK    UNNES.

Arikunto, S. (2011). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

BSNP. 2007. Pedoman Penilaian Hasil Belajar di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.

Hidayat, R. (2017). Keefektifan Model Pembelajaran Think Talk Write Berbantu Alat peraga Puzzle Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V Mata Pelajaran IPS SD Negeri Kutorisari 02 Batang, 1, 179--185.

Rahmawanto, Rony. 2012. Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar IPS Materi Jenis-Jenis Sumber Daya Alam melalui Model Learning Together dengan Alat peraga Puzzle pada Siswa Kelas IV SDN Landangan 1 Situbondo Tahun Pelajaran 2011/2012. Jember: Universitas Jember.

Sartika, R., Kaswari, & Suryani. (2013). Penggunaan Alat Peraga Kertas Berpetak pada Pembelajaran Matematika Kelas V MIS Al Mustaqim Sungai Raya. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, 2(3), t.h.

Sudjana, N. (2014). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Sinar Baru Algensindo.

Sugandi, Achmad, dkk. 2007. Teori Pembelajaran. Semarang: UPT MKK UNNES.

Syukron, Muh. 2011. Upaya Penggunaan Media Games Puzzle untuk Meningkatkan  Pemahaman Siswa. Online. Available at http://syukronsahara.blogspot.com/2011/05/penggunaan-media-games-puzzle.html. (accessed 2/05/2019)

Yonny, Acep, dkk. 2010. Menyusun Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Familia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun