Dalam era globalisasi ini, diplomasi publik menjadi semakin penting sebagai instrumen untuk membangun hubungan antarnegara dan memperkuat citra suatu negara di mata internasional. Belakangan ini, salah satu cara yang sedang gencar dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk memperkuat diplomasi publiknya adalah melalui naturalisasi diaspora dalam tim nasional olahraga, seperti yang telah dilakukan oleh Indonesia dalam tim nasional sepak bola. Naturalisasi diaspora untuk memperkuat timnas Indonesia tak dapat dipungkiri telah membawa dampak yang cukup progresif. Tidak hanya dalam ranah olahraga, tetapi juga dalam diplomasi publik dan country image. Menurut Joseph Nye, diplomasi publik adalah upaya suatu negara untuk mencapai tujuannya melalui aksi, termasuk nilai, kebudayaan, kebijakan luar negeri, dan jenis lainnya yang tidak terikat dengan unsur kekuatan militer yang bersifat koersif. Selain itu, Nye juga mendefinisikan soft power diplomacy sebagai keterampilan untuk mempengaruhi negara lain melalui kerjasama dalam membentuk agenda, mengajak serta melakukan suatu kegiatan positif guna memperoleh hasil akhir yang didambakan.
Naturalisasi para diaspora untuk kembali memperkuat timnas Indonesia merupakan langkah strategis yang dapat dimanfaatkan oleh pemerintah untuk memperkuat diplomasi publik. Dalam konteks ini, diplomasi publik dapat dibangun melalui prestasi yang ditorehkan timnas Indonesia di ajang-ajang sepak bola internasional, maupun melalui citra sang pemain di negeri asalnya. Diaspora merupakan warga negara Indonesia (WNI) yang tinggal di luar negeri. Partisipasi mereka dalam membela timnas Indonesia tidak hanya memperkaya komposisi tim, tetapi juga memperluas jangkauan diplomasi publik Indonesia ke seluruh dunia. Dengan memiliki pemain-pemain diaspora yang memperkuat timnas, Indonesia dapat memperkuat citra positifnya di mata dunia serta memperluas jaringan diplomatiknya.
Beberapa nama-nama yang menjadi sorotan warganet lokal maupun mancanegara adalah kehadiran pemain-pemain bintang yang ingin kembali membela Timnas Garuda, yakni antara lain;
- Thom Haye (SC Heerenveen, Belanda)
- Calvin Verdonk (NEC Nijmegen, Belanda)
- Nathan Tjoe-A-On (SC Heerenveen, Belanda)
- Ragnar Oratmangoen (FC Groningen, Belanda)
- Ivar Jenner (FC Utrecht, Belanda)
- Rafael Struick (ADO Den Haag, Belanda)
- Jens Raven (FC Dordrecht, Belanda)
- Jay Noah Idzes (Venezia, Italia)
- Elkan Baggott (Ipswich Town, Inggris)
- Maarten Paes (FC Dallas, Amerika Serikat)
- Sandy Walsh (KV Mechelen, Belgia)
- Shayne Pattynama (KAS Eupen, Belgia)
- Justin Hubner (Cerezo Osaka, Jepang)
- Jordi Amat (Johor Darul Ta'zim, Malaysia)
Beberapa pemain asli kelahiran Indonesia yang berkarir diluar negeri antara lain;
- Pratama Arhan (Suwon FC, Korea Selatan)
- Asnawi Mangkualam Bahar (Port FC, Thailand)
- Marselino Ferdinan (KMSK Deinze, Belgia)
- Saddil Ramdani (Sabah FC, Malaysia)
- Nurhidayat Haji Haris (United City FC, Filipina)
Pemain-pemain tersebut merupakan contoh sukses dari naturalisasi diaspora maupun pemain yang terlahir sebagai warga negara Indonesia yang telah membawa dampak positif dalam dunia olahraga, serta memberikan kontribusi dalam memperkuat citra positif Indonesia di mata internasional. Belum lama, publik dibuat bangga dengan berkibarnya sejumlah bendera merah putih di Stadion Toyota, dimana klub Maarten Paes, FC Dallas mengalahkan Austin FC 2-1 pada laga derby Texas, Minggu (12/5) pagi WIB. Keterlibatan mereka dalam membela timnas Indonesia juga menjadi sumber inspirasi bagi generasi muda Indonesia, menunjukkan bahwa tidak ada batasan untuk meraih prestasi setinggi mungkin, bahkan bagi mereka yang telah berkarir di luar negeri sekalipun.
Selain itu, naturalisasi diaspora juga dapat menjadi instrumen untuk memperkuat kerjasama internasional Indonesia. Melalui partisipasi mereka dalam memperkuat timnas Indonesia, pemain-pemain diaspora dapat menjadi jembatan antara Indonesia dengan negara-negara tempat mereka tinggal. Hal ini dapat membuka peluang kerjasama dalam berbagai bidang, termasuk olahraga, budaya, dan ekonomi. PSSI dan Kementerian Pemuda dan Olahraga telah menjalin relasi yang baik dengan pihak-pihak berkaitan. Sebagai contoh, PSSI telah menjalin hubungan kerja sama dengan KNVB selaku federasi sepak bola negeri Kincir Angin, Belanda, dalam melakukan program pembinaan talenta sepak bola muda, serta pengagendaan laga persahabatan antar kedua negara mulai dari kelompok junior, senior, hingga timnas putri. Contoh lain, Kementerian Pemuda dan Olahraga juga menjalin kerja sama dengan klub raksasa asal Arab Saudi, Al-Nassr yang juga dihuni oleh pemain mega bintang yaitu Cristiano Ronaldo. Dengan demikian, para diaspora warga negara Indonesia ini tidak hanya menguntungkan bagi pihak Indonesia secara internal, tetapi juga dapat meningkatkan hubungan bilateral dengan negara-negara maupun pihak-pihak tempat diaspora tersebut tinggal.
Namun, perlu diingat bahwa naturalisasi diaspora dalam timnas Indonesia juga menimbulkan berbagai perdebatan, terutama terkait dengan isu identitas nasional. Beberapa pihak mungkin mengkhawatirkan bahwa kehadiran pemain-pemain naturalisasi dapat mengaburkan identitas nasional timnas Indonesia, atau bahkan menimbulkan konflik internal di dalam tim. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan pihak terkait untuk mengelola naturalisasi diaspora dengan bijak, dengan memastikan bahwa pemain-pemain tersebut memiliki komitmen yang kuat terhadap timnas Indonesia dan dapat berintegrasi dengan baik dalam tim.
Dalam mengelola naturalisasi para diaspora, pemerintah juga perlu memperhatikan aspek-aspek seperti keadilan, transparansi, dan akuntabilitas. Proses naturalisasi haruslah dilakukan secara adil dan transparan. Selain itu, pemerintah juga perlu memastikan bahwa pemain-pemain naturalisasi tersebut memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan, baik dari segi kualifikasi teknis maupun komitmen terhadap timnas Indonesia. Hal ini telah dilakukan dengan baik melalui penjalanan proses naturalisasi dengan sesuai prosedur dalam UUD 1945, dan upaya transparansi melalui postingan-postingan dari akun resmi PSSI.
Dengan demikian, naturalisasi diaspora untuk memperkuat timnas Indonesia merupakan langkah yang strategis dalam memperkuat diplomasi publik Indonesia serta memperkuat identitas nasional. Melalui partisipasi pemain-pemain diaspora dalam timnas Indonesia, Indonesia dapat memperluas jaringan diplomatisnya, memperkuat pengakuan internasional, serta menginspirasi generasi muda Indonesia. Namun, dalam mengelola naturalisasi diaspora, pemerintah perlu memperhatikan berbagai aspek seperti keadilan, transparansi, dan integritas tim untuk memastikan bahwa langkah ini memberikan dampak positif bagi Indonesia secara keseluruhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H