Peraturan ketat diberlakukan untuk mengendalikan akses ke stadion, termasuk pemeriksaan tiket masuk dan identifikasi pengunjung. Pengawasan CCTV ditingkatkan, dan kerjasama antara klub sepak bola, kepolisian, dan pihak berwenang menjadi lebih erat dalam upaya untuk mencegah insiden kekerasan dan mengidentifikasi para pelaku.
Meskipun langkah-langkah tersebut telah mengurangi insiden hooliganisme, masih terdapat beberapa kasus kekerasan dan kerusuhan dalam pertandingan sepak bola di Indonesia. Beberapa faktor yang mempengaruhi penyebaran kultur hooliganisme di Indonesia meliputi ketidakpuasan terhadap kinerja tim, rivalitas antara klub, dan faktor sosial-ekonomi.
Untuk mengatasi masalah ini, upaya yang berkelanjutan perlu dilakukan. Pendidikan dan kesadaran akan konsekuensi kekerasan dalam sepak bola harus ditingkatkan di kalangan penggemar, termasuk mendorong sikap yang positif, sportivitas, dan mengedepankan semangat fair play.
Selain itu, penting untuk terus meningkatkan keamanan di stadion dan menjaga kerjasama yang baik antara klub sepak bola, kepolisian, dan pihak berwenang. Diperlukan juga penegakan hukum yang tegas terhadap pelaku kekerasan, dengan sanksi yang sesuai untuk menekan perilaku hooliganisme.
Secara keseluruhan, meskipun hooliganisme masih merupakan masalah dalam sepak bola Indonesia, langkah-langkah yang diambil sejak tahun 1990-an telah membantu mengurangi kekerasan dan menciptakan lingkungan yang lebih aman di stadion. Dengan perhatian dan tindakan yang terus-menerus, diharapkan sepak bola di Indonesia dapat berkembang menjadi olahraga yang meriah, menyenangkan, dan bebas dari kekerasan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H