Mohon tunggu...
Benny Tjan
Benny Tjan Mohon Tunggu... Dokter - Dokter

Dokter

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Penyakit TBC: Gejalanya Mirip Covid-19, Namun Ada yang Khas

10 Agustus 2021   14:31 Diperbarui: 10 Agustus 2021   14:48 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Author: dr. Benny Tjan, M.Biomed

Di masa pandemi ini, gejala demam, batuk, sesak nafas menjadi momok untuk kita semua. Hal pertama yang terpikirkan adalah covid-19. Perlu diketahui bahwa tidak hanya penyakit covid-19 yang memiliki gejala-gejala tersebut. Maka dari itu perlu dilakukan tes untuk memastikan penyebab dari gejala-gejala tersebut (dalam hal ini swab PCR menjadi standar emas untuk mendiagnosa covid-19). Salah satu penyakit yang memiliki gejala serupa dengan covid-19 adalah TBC paru (tuberkulosis paru). TBC sudah lama ada di Indonesia dan sampai sekarang masih banyak menelan korban apabila tidak diatasi dengan baik dan tuntas.

TBC paru adalah penyakit infeksi paru menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis). Penularan TBC adalah melalui bersin, batuk, dan air liur orang yang terjangkit TBC. Berikut beberapa faktor risiko yang mempermudah seseorang terjangkit TBC:


1.Mengidap penyakit HIV/AIDS
2.Menjalani kemoterapi
3.Fungsi imunitas tubuh terganggu
4.Kekurangan gizi
5.Merokok
6.Petugas medis yang sering kontak dengan pengidap TBC


Walaupun mirip dengan gejala covid-19, namun TBC memiliki 4 gejala yang khas, yaitu:


1.Batuk lebih dari 2 minggu
2.Penurunan berat badan
3.Berkeringat pada malam hari (tanpa beraktivitas)
4.Demam tidak terlalu tinggi (sumer-sumer)


Apabila mengalami gejala-gejala khas di atas, sebaiknya kita langsung ke fasilitas kesehatan terdekat untuk dilakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan pendukung lainnya.
Terapi TBC harus dilakukan secara konsisten dan tuntas selama 6 bulan. Oleh karenanya dibutuhkan edukasi dan pemantauan terhadap pasien.
Sebagai penutup, tidak hanya covid-19 saja yang kita hadapi. Kita harus juga mengenali penyakit-penyakit di sekitar kita agar lebih peduli terhadap kesehatan kita dan sesama kita. Salam sehat untuk kita semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun