Sejak ditemukannya material serupa sabun dalam tabung lempung saat penggalian di Kerajaan Babilionia Kuno terungkap bahwa sabun dibuat pada tahun 2800 SM. Catatan dalam tabung menerangkan bahwa material tersebut terbuat dari lemak yang direbus dengan abu.
Dalam Ebers Papyrus, sebuah dokumen medis yang dibuat pada tahun 1550 SM di Mesir, menjelaskan bahwa campuran minyak hewani dan nabati dengan garam alkali sebagai bahan untuk pembuatan sabun untuk menyembuhkan penyakit kulit dan untuk mencuci.
Bangsa Yunani Kuno mandi untuk keindahan semata dan tidak menggunakan sabun. Sebagai gantinya mereka membersihkan tubuh mereka dengan cetakan lempung, pasir, batu apung dan abu, lalu mereka mengurapi diri mereka dengan minyak dan tanah dengan alat logam yang disebut strigil. Mereka juga menggunakan minyak dan abu. Baju dicuci tanpa sabun di arus sungai.
Kata Soap (sabun) berasal dari legenda Roma kuno dari Gunung Sapo, tempat dimana hewan dikurbankan. Hujan membasahi campuran lemak hewan yang mencair dengan abu kayu menuruni tanah liat sepanjang Sungai Tiber. Para wanita mendapati bahwa campuran tanah liat ini membuat cucian mereka lebih bersih dengan mudah.
Tempat pemandian Romawi terkenal yang mengalirkan air dari saluran air mereka pertama dibuat pada 312 SM. Pemandian tersebut sangat mewah dan mandi menjadi sangat populer. Pada abad ke-2, ahli fisika Yunani, Galen merekomendasikan sabun untuk kesehatan dan kebersihan.
Kejatuhan Roma pada tahun 467 menyebabkan penurunan kebiasaan untuk mandi di masyarakat Eropa. Kurangnya menjaga kebersihan diri dan kehidupan yang bersih mengakibatkan munculnya wabah besar di Abad Pertengahan, dan khususnya wabah Black Death di abad ke-14.
Kebersihan dan mandi kembali menjadi tren di Eropa pada abad ke-17. Pada abad pertengahan mandi setiap hari sudah menjadi kebiasaan sehari-hari bangsa Jepang. Di Islandia, kolam pemandian air panas menjadi tempat berkumpul yang populer di Sabtu malam.
Pembuatan sabun dijadikan sebuah kerajinan tangan di Eropa pada abad ke-7. Minyak nabati dan hewani digunakan bersama dengan abu dari tanaman dan aroma. Beragam sabun diciptakan untuk keperluan bercukur, keramas, mandi dan mencuci.
Italia, Spanyol dan Perancis menjadi pusat pembuatan sabun yang pertama di Eropa, dikarenakan mereka memiliki persediaan bahan mentah seperti minyak zaitun. Inggris memulai pembuatan sabun pada abad ke-12. Pembuatan sabun berkembang pesat di tahun 1622 sehingga Raja James I menghasilkan $100,000 setahun dalam monopoli pembuatan sabun. Pada abad ke-19 sabun dikenakan pajak yang tinggi sebgai barang mewah di beberapa negara. Ketika pajak tinggi dihapuskan sabun banyak digunakan oleh masyarakat biasa.
(bersambung)
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H