Mohon tunggu...
Benny Lo
Benny Lo Mohon Tunggu... -

Founder : Business Owner Success School (lembaga pendidikan pertama di Indonesia yang memberikan pelatihan bisnis praktis) & Bless Resources (lembaga pendidikan di bidang sales, marketing & motivasi), penulis buku : Success Spirit, Properti Moderat & Catatan Si Bro. Klik myblog www.bennylo.name

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tokoh Besar Yang Membentuk Nusantara Lebih Luas Dari NKRI.

20 Februari 2011   04:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:26 607
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12981722071005828459

Tokoh Besar ini tidak kalah fenomenal dengan Bung Karno atau tokoh/pemimpin dunia saat ini Barack Obama. Menarik untuk mempelajari kesuksesan seorang anak desa dari kebanyakan yang terbukti berhasil membentuk suatu negara besar yang teritorialnya diperkirakan lebih luas dari NKRI sekarang ini. Rasa kagum ini sungguh tak terkatakan karena sang tokoh besar telah membuat sesuatu yang hampir mustahil dilakukan orang-orang pada zaman itu, bahkan pada zaman sekarang ini. Sejarah mencatat, ternyata suskes besar tokoh ini terletak pada kekuatannya dalam meyakini dan menjalankan prinsip-prinsip utama kepemimpinan : "Astadasa Kottamaning Prabhu" yakni 18 prinsip-prinsip atau kaidah-kaidah utama kepemimpinan efektif. Prinsip-prinsip ini bersumber dari filsafat yang dipegang dan diyakininya. Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa, yang bersumber dari ajaran Mpu Tantular dan memberi inspirasi amat bermakna kepada beliau sehingga menjadi seorang tokoh besar. Suatu pandangan hidup yang mencerminkan spiritualitas Jawa yang bersifat holistic spirituality. Pandangan spiritualitas semesta ini mewarnai kehidupannya termasuk perilaku kepemimpinannya. Pandangan hidupnya membentuk Visi Trihita Wacana dan visi ini menjiawai "Astadasa Kottamaning Prabhu." Inti Trihita Wacana adalah terciptanya hidup harmoni, yaitu untuk mencapai kebahagiaan dunia (jagaddhita), dan akhirat (moksa0, dalam kehidupan ini harus dilaksanakan keharmonisan antara : 1. Manusia dan Tuhan 2. Manusia dan alam 3. Manusia dan manusia (sesama manusia) Penghayatan dan pengamalan Trihita Wacana akan membentuk sebuah kualitas hidup yang sekarang ini dikenal dengan kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ). Kedelapan belas prisip "Astadasa Kottamaning Prabhu" mencerminkan keutuhan dan keseimbangan ketiga kecerdasan tersebut diatas. Secara garis besar kadiah kepemimpinan tokoh besar ini dapat diklasifikasikan manjadi tiga dimensi : spiritual, moral dan manajerial. Dimensi spiritual terdiri dari 3 prinsip : 1. Wijaya : Jiwa tenang, sabar dan bijaksana 2. Masihi Samasta Bhuwana : Mencintai alam semesta dengan melestarikan lingkungan hidup sebagai karunia Tuhan dan mengelola sumber daya alam dengan sebaik-baiknya demi kesejahteraan rakyat. 3. Prasaja : Berpola hidup sederhana (aparigraha) Dimensi moral terdiri dari 6 prinsip : 1. Mantriwira : Berani membela dan menegakkan kebenaran dan keadilan tanpa terpengaruh dari pihak manapun. 2. Sarjawa Upasama : Rendah hati, tidak sombong, dan tidak sok berkuasa karena mentang-mentang jadi pemimpin 3. Tan Satrsna : Tidak boleh pilih kasih terhadap salah satu golongan dan harus mampu mengatasi segala perbedaan antar golongan sehingga mampu mempersatukan potensi seluruh masyarakat 4. Sumantri : Tegas, jujur, bersih dan berwibawa. 5. Sih Samasta Bhuwana : Dicintai segenap lapisan masyarakat dan sebaliknya pemimpin mencintai rakyatnya. 6. Nagara Gineng Pratijna : Senantiasa mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan pribadi, golongan maupun keluarga. Dimensi manajerial terdiri dari 9 prinsip : 1. Natangguan : mendapat kepercayaan dari masyarakat dan berusaha menjaga kepercayaan yang diberikan tersebut sebagai tanggung jawab dan kehormatan. 2. Satya Bhakti Prabhu : memiliki loyalitas kepada kepentingan yang lebih tinggi dan bertindak dengan penuh kesetiaan demi nusa dan bangsa. 3. Wamiwag : mempunyai kemampuan mengutarakan pendapatnya, pandai berbicara dengan tutur kata yang tertib dan sopan serta mampu menggugah semangat masyarakatnya. 4. Wicaksaneng Naya : pandai berdiplomasi dan pandai mengatur siasat serta strategi 5. Dhirotsaha : rajin dan tekun bekerja, memusatkan rasa, cipta, karsa dan karyanya untuk mengabdi kepada kepentingan umum. 6. Dibyacitta : lapang dada dan bersedia menerima pendapat orang lain atau bawahannya (akomodatif dan inspiratif) 7. Nayaken Musuh : menguasai musuh-musuh, baik yang datang dari dalam maupun dari luar termasuk juga yang ada di dalam dirinya sendiri. 8. Ambek Paramartha : pandai menentukan prioritas atau mengutamakan hal-hal yang lebih penting bagi kesejahteraan dan kepentingan umum. 9. Waspada Purwartha : selalu waspada dan mau melakukan mawas diri untuk melakukan perbaikan. Tokoh besar dan unik ini adalah CEO Majapahit yang dikenal dengan "Gajah Mada." Ajarannya ternyata masih relevan dengan kondisi dan situasi yang sedang dialami bangsa ini. Semoga wejangan dan ajaran tokoh besar ini (Gajah Mada) dapat dipahami oleh kita semua, terutama oleh para pemimpin negeri ini. Semoga saja...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun