Mohon tunggu...
Benny Hendrawan La Semba
Benny Hendrawan La Semba Mohon Tunggu... Psikolog - Psychologist and OD Specialist

Pengamat Sosial dan Perilaku

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Virus Corona dan Misteri Benang 3 Warna

23 Maret 2020   17:28 Diperbarui: 23 Maret 2020   19:33 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SUASANA kebatinan masyarakat di seluruh dunia akibat Virus Corona atau Virus Covid 19 saat ini, jika diumpamakan, mirip sekali dengan suasana kebatinan kami di era tahun 80-an, ketika desa kecil kami dilanda isu akan kedatangan ular naga berkepala 7. Lha kok bisa? Jadi begini ceritanya😀

Syahdan, pada jaman itu, anak2 kecil seusiaku sedang didera oleh isu yang 'ngeri2 sedap', yaitu isu tentang ular naga berkepala 7 yang suka memakan kepala anak kecil sepertiku. Entah dari mana datangnya berita itu. Yang jelas, hampir setiap hari kami terus-menerus di bombardir narasi2 tentang ular itu.

Bahkan dilaporkan, jika sang ular itu terus mendekat ke desaku. Nah lho.. Jika hari kemarin sang ular sudah sampai di Kota Palembang, maka pada hari itu sang ular itu dikabarkan sudah sampai di perbatasan kota. Demikian seterusnya, hingga sang ular semakin hari semakin mendekati desaku yang gelap gulita jika malam tlah tiba. Ihhh...atuuttt😁

Jangan ditanya apakah sumber berita tentang ular itu kredible atau tidak. Jangan ditanya juga apakah berita yang kami terima secara berantai itu hoax ataukah tidak. Yang jelas, semua teman2ku waktu itu 'berlomba' membawa berita terkini tentang ular itu.

Dan anehnya, semua berita2 itu kami terima dengan lapang dada, dan teman2 yang membawa berita itu tidak perlu takut dengan aparat karena dituduh menyebarkan berita bohong. Semuanya bebas2 saja. Aman2 saja..😁

Begitulah, suasana kebatinan kami waktu itu begitu mencekam (untuk ukuran kami yang masih kanak2, tentunya). Praktis sejak saat itu kami tidak berani lagi bermain ke luar rumah. Jika setiap sore kami ramai2 bermain di dekat rumah, maka pada saat itu tak ada seorangpun berani keluar rumah.

Semuanya melakukan 'lockdown'. Semuanya takut dimangsa sang ular. Untuk menjaga keselamatan, kami 'dipaksa' memakai gelang yang terbuat dari benang 3 warna. Jangan tanya tentang bid'ah dan syirik, karena anak2 seperti kami tidak tau semua itu. Semuanya masih menjadi misteri. Cuma yang jelas, yang kami tau benang 3 warna di warung2 dekat rumah, habis dibeli dan diborong oleh anak2 kampung akibat 'panic buying' yang melanda desaku waktu itu😀.  

Kembali ke laptop.... 😁 Menyaksikan kejadian hari ini, saya kok jadi teringat dengan kejadian di masa kanak2 saya dulu. Polanya hampir mirip dengan cerita ular berkepala 7.

Namun sekarang pola penyebaran beritanya lebih masif dan berskala global. Setiap hari informasi2 tentang virus mematikan itu kita terima. Para emak2 yang setiap hari rajin jalan2 sore sambil memberi makan anaknya, beberapa hari ini mulai menyembunyikan batang hidungnya. Bahkan, ada emak2 yang melaporkan bahwa virus corona sudah sampai di kampung sebelah, yang dalam 1-2 hari kedepan akan sampai di kampungku😁.

Nah, sepertinya suasana kebatinan pada beberapa dekade lalu itu, nampaknya bakal terulang kambali. Lalu, akankan misteri gelang 3 warna itu kembali eksis lagi?😀

Ah, bernostalgi(l)a lagi...😀

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun