Mohon tunggu...
Benny Eko Supriyanto
Benny Eko Supriyanto Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Watampone

Pegawai pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Watampone. Hobby: Menulis, Traveller, Data Analitics, Perencana Keuangan, Konsultasi Tentang Keuangan Negara, dan Quality Time With Family

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pendidikan Seksualitas di Era Digital: Bagaimana Orang Tua Menghadapi Tantangan Edukasi Seks untuk Anak-Anak

13 Agustus 2024   07:00 Diperbarui: 13 Agustus 2024   07:03 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di era digital, anak-anak memiliki akses yang hampir tak terbatas ke informasi dari berbagai sumber, termasuk topik yang sensitif seperti seksualitas. Internet, media sosial, dan platform lainnya menyediakan banyak informasi, namun seringkali tidak sesuai dengan usia atau tidak akurat, yang bisa membingungkan dan bahkan membahayakan pemahaman anak-anak tentang seksualitas. 

Kondisi ini menimbulkan tantangan besar bagi orang tua yang ingin memberikan edukasi seks yang sehat dan tepat. Bagaimana orang tua dapat mengatasi tantangan ini dan memastikan anak-anak mereka mendapatkan pemahaman yang benar dan sesuai tentang seksualitas?

Tantangan Pendidikan Seksual di Era Digital

Salah satu tantangan utama dalam pendidikan seksual di era digital adalah ketidakterbatasan akses informasi. Anak-anak, bahkan yang sangat muda, dapat menemukan konten seksual secara tidak sengaja melalui pencarian online, media sosial, atau rekomendasi video otomatis. Konten ini sering kali tidak disesuaikan dengan usia anak, dan bisa memberikan gambaran yang salah tentang seksualitas.

Selain itu, informasi yang mereka temukan di internet mungkin tidak sepenuhnya akurat atau dapat dipercaya. Misinformasi dan mitos tentang seksualitas mudah menyebar di platform online, yang dapat menanamkan pandangan yang salah dan berbahaya. Kurangnya pengawasan orang tua terhadap apa yang dikonsumsi anak-anak secara online dapat memperparah masalah ini.

Tantangan lainnya adalah perbedaan pandangan dan pemahaman antara generasi orang tua dan anak-anak. Bagi banyak orang tua, seksualitas mungkin masih dianggap sebagai topik yang tabu atau sulit dibahas secara terbuka dengan anak-anak mereka. Di sisi lain, anak-anak yang tumbuh di era digital mungkin memiliki pandangan yang lebih terbuka dan ingin tahu tentang seksualitas, yang sering kali menimbulkan kesenjangan komunikasi.

Pentingnya Keterbukaan dan Komunikasi

Untuk mengatasi tantangan ini, keterbukaan dan komunikasi yang efektif antara orang tua dan anak-anak sangat penting. Orang tua perlu menjadi sumber informasi utama yang dapat diandalkan oleh anak-anak mereka dalam hal seksualitas. Ini berarti mereka harus siap untuk berdiskusi tentang topik ini dengan cara yang jujur, terbuka, dan sesuai dengan usia anak.

Penting bagi orang tua untuk mendekati pendidikan seksual dengan cara yang tidak menghakimi dan mendukung. Dengan menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman untuk berdiskusi, anak-anak akan merasa lebih mudah untuk bertanya dan berbagi kekhawatiran mereka. Orang tua juga perlu memberikan informasi yang akurat dan sesuai usia, serta menjelaskan konsep-konsep yang mungkin tidak dipahami anak-anak dari konten yang mereka temui di internet.

Strategi untuk Mengajarkan Pendidikan Seksual di Era Digital

Ada beberapa strategi yang dapat digunakan oleh orang tua untuk mengajarkan pendidikan seksual yang sehat dan tepat di era digital:

Pengawasan Digital: Orang tua dapat menggunakan alat pengawasan dan kontrol orang tua untuk memantau dan membatasi akses anak-anak ke konten online yang tidak sesuai. Ini bisa termasuk pengaturan filter konten, pembatasan waktu layar, dan pemantauan aktivitas online.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun