Mohon tunggu...
Benny Eko Supriyanto
Benny Eko Supriyanto Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Watampone

Pegawai pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Watampone. Hobby: Menulis, Traveller, Data Analitics, Perencana Keuangan, Konsultasi Tentang Keuangan Negara, dan Quality Time With Family

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Revitalisasi Bahasa Daerah di Era Digital, Bagaimana Teknologi Bisa Menyelamatkan Bahasa yang Terncam Punah

12 Agustus 2024   07:00 Diperbarui: 12 Agustus 2024   07:26 669
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Keberagaman Budaya (Smber:freepik.com)

Misalnya, Lontara Project yang berfokus pada pelestarian bahasa dan aksara Bugis, atau inisiatif lainnya yang mendokumentasikan cerita rakyat dan tradisi lisan dalam format digital.

4. Penggunaan AI dan Teknologi Canggih: Artificial Intelligence (AI) dan teknologi pemrosesan bahasa alami dapat digunakan untuk menciptakan alat terjemahan otomatis atau chatbot yang berfungsi dalam bahasa daerah. Ini tidak hanya membantu penutur bahasa tersebut dalam komunikasi sehari-hari, tetapi juga bisa memperkenalkan bahasa ini kepada orang yang tidak mengenalnya. 

Teknologi AI juga dapat membantu dalam analisis linguistik yang lebih mendalam untuk mengembangkan materi pengajaran yang lebih efektif.

Tantangan dan Peluang

Meskipun teknologi menawarkan berbagai solusi, ada tantangan signifikan yang harus diatasi dalam upaya revitalisasi bahasa daerah. Salah satunya adalah kurangnya infrastruktur dan akses teknologi di daerah pedesaan, di mana bahasa-bahasa ini sering kali masih dituturkan. Selain itu, tanpa dukungan dari pemerintah dan lembaga pendidikan, upaya digital ini mungkin tidak memiliki dampak yang cukup besar untuk melestarikan bahasa daerah secara luas.

Namun, peluang tetap ada. Peningkatan akses internet dan perangkat digital di seluruh Indonesia membuka pintu bagi lebih banyak inisiatif digital yang berfokus pada pelestarian bahasa.

 Kerjasama antara pengembang teknologi, komunitas lokal, dan pemerintah dapat menciptakan program yang tidak hanya melestarikan bahasa daerah tetapi juga menghidupkan kembali penggunaannya di tengah masyarakat modern.

Revitalisasi bahasa daerah di era digital merupakan tantangan yang kompleks tetapi sangat penting untuk dilakukan. Dengan memanfaatkan teknologi, bahasa-bahasa yang terancam punah dapat diselamatkan dan bahkan dipromosikan sebagai bagian dari identitas nasional yang kaya dan beragam. 

Aplikasi pembelajaran bahasa, media sosial, proyek digitalisasi, dan teknologi canggih seperti AI menawarkan berbagai solusi yang dapat mengembalikan bahasa daerah ke dalam kehidupan sehari-hari.

 Namun, keberhasilan upaya ini bergantung pada kesadaran kolektif dan kerjasama yang kuat dari seluruh lapisan masyarakat, termasuk pemerintah, akademisi, pengembang teknologi, dan komunitas lokal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun