Mohon tunggu...
Benny Eko Supriyanto
Benny Eko Supriyanto Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Watampone

Pegawai pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Watampone. Hobby: Menulis, Traveller, Data Analitics, Perencana Keuangan, Konsultasi Tentang Keuangan Negara, dan Quality Time With Family

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Revitalisasi Bahasa Daerah di Era Digital, Bagaimana Teknologi Bisa Menyelamatkan Bahasa yang Terncam Punah

12 Agustus 2024   07:00 Diperbarui: 12 Agustus 2024   07:26 665
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Keberagaman Budaya (Smber:freepik.com)

Indonesia, sebagai negara kepulauan dengan lebih dari 17.000 pulau, adalah rumah bagi lebih dari 700 bahasa daerah. Namun, di tengah arus globalisasi dan urbanisasi yang semakin kuat, banyak dari bahasa-bahasa ini berada di ambang kepunahan. Ketika generasi muda lebih memilih menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa asing dalam kehidupan sehari-hari, bahasa daerah kehilangan penutur, dan dengan itu, hilang pula warisan budaya yang tak ternilai. 

Di era digital ini, teknologi justru dapat menjadi alat yang ampuh untuk melestarikan dan merevitalisasi bahasa-bahasa yang terancam punah tersebut.Penyebab Kepunahan Bahasa Daerah

Bahasa daerah sering kali diabaikan dalam pendidikan formal dan kurang digunakan dalam media massa, sehingga anak-anak dan remaja tumbuh tanpa merasa perlu mempelajari atau menggunakan bahasa ibu mereka. 

Urbanisasi juga menyebabkan pergeseran demografi, di mana masyarakat pedesaan yang pindah ke kota besar cenderung meninggalkan bahasa daerah mereka untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. 

Selain itu, anggapan bahwa bahasa daerah kurang berguna di era globalisasi ini membuat generasi muda lebih memilih untuk mempelajari bahasa yang dianggap lebih "bergengsi" atau lebih "bermanfaat" secara ekonomi, seperti bahasa Inggris.

Peran Teknologi dalam Revitalisasi Bahasa

Teknologi digital, yang sering kali dianggap sebagai ancaman bagi pelestarian budaya lokal, justru dapat menjadi sarana untuk menyelamatkan bahasa daerah yang terancam punah. Beberapa upaya berikut menunjukkan bagaimana teknologi bisa digunakan untuk melestarikan bahasa daerah:

1. Aplikasi Pembelajaran Bahasa: Aplikasi mobile yang dirancang untuk belajar bahasa telah menjadi salah satu alat paling efektif dalam mengajarkan bahasa daerah kepada generasi muda. Aplikasi seperti Duolingo, walaupun lebih dikenal untuk bahasa internasional, telah menginspirasi pengembang lokal untuk membuat versi khusus yang fokus pada bahasa daerah. 

Contohnya adalah aplikasi belajar bahasa Jawa, Sunda, atau Minangkabau, yang tidak hanya mengajarkan kosakata dasar, tetapi juga tata bahasa dan ungkapan sehari-hari.

2. Media Sosial: Media sosial memiliki potensi besar untuk menjadi platform revitalisasi bahasa daerah. Kampanye-kampanye yang mempromosikan penggunaan bahasa daerah di platform seperti Instagram, Twitter, atau TikTok bisa menarik perhatian generasi muda. 

Konten-konten kreatif yang menggunakan bahasa daerah, seperti meme, video tutorial, atau podcast, dapat membuat bahasa ini lebih relevan dan menarik bagi audiens yang lebih luas.

3. Proyek Digitalisasi Bahasa: Salah satu langkah penting dalam melestarikan bahasa daerah adalah mendokumentasikan dan mengarsipkan bahasa tersebut secara digital. Proyek digitalisasi seperti pembuatan kamus online, arsip audio, dan video dari penutur asli, serta penerjemahan karya sastra lokal ke dalam bentuk digital, dapat membantu melestarikan bahasa daerah yang nyaris punah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun