Mohon tunggu...
Benny Eko Supriyanto
Benny Eko Supriyanto Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Watampone

Pegawai pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Watampone. Hobby: Menulis, Traveller, Data Analitics, Perencana Keuangan, Konsultasi Tentang Keuangan Negara, dan Quality Time With Family

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Revitalisasi Tata Krama dalam Kehidupan Bermasyarakat

9 Agustus 2024   15:20 Diperbarui: 10 Agustus 2024   08:46 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengapa Etika Sosial yang Hilang Masih Dibutuhkan di Era Modern

Tata krama, atau etika sosial, merupakan salah satu fondasi utama dalam kehidupan bermasyarakat. Di masa lalu, nilai-nilai kesopanan, saling menghormati, dan etika dalam interaksi sehari-hari menjadi pedoman hidup yang dijunjung tinggi. 

Baik dalam cara bertutur, sikap terhadap yang lebih tua, maupun dalam etika bertamu, tata krama membantu menjaga harmoni sosial dan menciptakan lingkungan yang saling menghargai.

Namun, seiring dengan perkembangan zaman, tata krama ini mulai tergerus oleh modernitas dan gaya hidup serba cepat. Teknologi, urbanisasi, dan perubahan sosial telah mengubah cara kita berinteraksi, sering kali mengesampingkan nilai-nilai kesopanan yang dulu begitu dihargai. Padahal, tata krama masih sangat relevan dan dibutuhkan dalam kehidupan modern, terutama untuk menjaga keharmonisan dan kedamaian dalam masyarakat yang semakin kompleks dan terfragmentasi.

Hilangnya Tata Krama dalam Kehidupan Modern

Perkembangan teknologi komunikasi dan gaya hidup urban telah membawa perubahan signifikan dalam cara kita berinteraksi. Interaksi yang dulu dilakukan secara langsung kini banyak beralih ke dunia digital, di mana kecepatan dan efisiensi sering kali mengalahkan kesopanan. 

Komunikasi yang singkat, cenderung informal, dan kadang-kadang kurang memperhatikan tata krama menjadi ciri khas zaman ini. Misalnya, penggunaan bahasa yang kasar atau tidak sopan di media sosial sering kali dianggap sebagai hal biasa, meskipun dapat menyinggung perasaan orang lain.

Selain itu, kehidupan yang semakin sibuk dan individualistis juga mempengaruhi bagaimana kita menerapkan tata krama dalam keseharian. Kegiatan bertamu, yang dulu menjadi momen penting untuk mempererat hubungan antarwarga, kini semakin jarang dilakukan. Bahkan, dalam beberapa kasus, etika bertamu seperti memberi salam atau meminta izin sebelum masuk ke rumah orang lain mulai diabaikan. 

Sikap saling menghormati antar generasi juga mulai memudar, dengan semakin banyaknya generasi muda yang kurang memahami pentingnya menunjukkan rasa hormat kepada yang lebih tua.

Perubahan-perubahan ini tidak hanya mengurangi kualitas interaksi sosial, tetapi juga dapat menciptakan jarak emosional antarindividu dan memicu ketegangan sosial. Ketika tata krama tidak lagi menjadi panduan dalam berinteraksi, potensi untuk terjadinya konflik dan ketidaknyamanan dalam kehidupan bermasyarakat semakin besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun