Mohon tunggu...
Benny Eko Supriyanto
Benny Eko Supriyanto Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Watampone

Pegawai pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Watampone. Hobby: Menulis, Traveller, Data Analitics, Perencana Keuangan, Konsultasi Tentang Keuangan Negara, dan Quality Time With Family

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Jadah Tempe - Warisan Kuliner Yogyakarta yang Kian Langka

3 Agustus 2024   07:00 Diperbarui: 4 Agustus 2024   08:34 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: sumber:https://tribunjogjawiki.tribunnews.com/2020/10/12/mengenal-jadah-tempe-apa-itu

Jadah tempe adalah salah satu warisan kuliner tradisional dari Yogyakarta yang memiliki rasa dan keunikan tersendiri. Makanan ini terdiri dari dua komponen utama: jadah, yang merupakan ketan yang ditumbuk, dan tempe bacem, tempe yang dimasak dengan gula jawa dan rempah-rempah hingga meresap. Dahulu, jadah tempe mudah dijumpai di pasar-pasar tradisional dan menjadi salah satu makanan favorit masyarakat Yogyakarta. Namun, seiring berjalannya waktu, keberadaan jadah tempe semakin langka dan hanya bisa ditemukan di beberapa tempat tertentu.Sejarah dan Asal-Usul

Jadah tempe memiliki sejarah yang panjang dan erat kaitannya dengan kebudayaan masyarakat Jawa. Pada awalnya, jadah tempe sering disajikan dalam upacara-upacara adat dan acara-acara keluarga sebagai simbol keberkahan dan rasa syukur. Ketan, sebagai bahan dasar jadah, melambangkan kesederhanaan dan kelekatan, sementara tempe bacem dengan cita rasa manis gurih melambangkan kebersamaan dan kehangatan.

Proses Pembuatan

Proses pembuatan jadah tempe memerlukan ketelitian dan ketelatenan. Pertama-tama, beras ketan dicuci bersih dan direndam selama beberapa jam sebelum dikukus hingga matang. Setelah matang, ketan ditumbuk hingga lembut dan dapat dibentuk menjadi bulatan-bulatan kecil. Sementara itu, tempe dipotong-potong dan dimasak dengan campuran gula jawa, bawang putih, ketumbar, dan daun salam hingga meresap dan berwarna kecokelatan.

 Keunikan dan Kelezatan

Keunikan jadah tempe terletak pada perpaduan tekstur dan rasa yang kontras namun harmonis. Ketan yang lembut dan kenyal berpadu sempurna dengan tempe bacem yang manis gurih, menciptakan sensasi rasa yang tak terlupakan. Selain itu, aroma khas dari rempah-rempah yang digunakan dalam tempe bacem menambah kekayaan cita rasa dari makanan ini.

Peran Sosial dan Budaya

Jadah tempe bukan hanya sekadar makanan, tetapi juga bagian dari identitas budaya Yogyakarta. Dahulu, makanan ini sering dihidangkan dalam berbagai acara seperti pernikahan, selamatan, dan upacara adat. Jadah tempe menjadi simbol kebersamaan dan gotong royong dalam masyarakat Jawa, di mana proses pembuatannya sering melibatkan seluruh anggota keluarga atau komunitas.

 Kepunahan dan Upaya Pelestarian

Sayangnya, keberadaan jadah tempe kini semakin langka. Modernisasi dan perubahan gaya hidup masyarakat membuat makanan tradisional seperti jadah tempe semakin terpinggirkan. Banyak generasi muda yang kurang mengenal dan tertarik untuk melestarikan makanan ini. Namun, ada beberapa upaya yang dilakukan oleh komunitas dan pecinta kuliner untuk menghidupkan kembali popularitas jadah tempe. Beberapa restoran dan warung makan di Yogyakarta mulai menyajikan jadah tempe sebagai menu khas mereka, dan ada pula festival kuliner yang mengangkat makanan-makanan tradisional termasuk jadah tempe.

Jadah tempe adalah warisan kuliner yang tidak hanya menawarkan kelezatan, tetapi juga memiliki nilai historis dan budaya yang tinggi. Upaya pelestarian makanan ini penting dilakukan agar generasi mendatang dapat mengenal dan menikmati kekayaan kuliner tradisional Indonesia. Dengan menjaga dan melestarikan jadah tempe, kita turut menjaga warisan budaya yang menjadi bagian dari identitas bangsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun