Mohon tunggu...
Benny Eko Supriyanto
Benny Eko Supriyanto Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Watampone

Pegawai pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Watampone. Hobby: Menulis, Traveller, Data Analitics, Perencana Keuangan, Konsultasi Tentang Keuangan Negara, dan Quality Time With Family

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ketika Adab Lebih Tinggi Daripada Ilmu

30 Juli 2024   15:05 Diperbarui: 4 Agustus 2024   10:29 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam kehidupan sehari-hari, sering kita temui orang yang memiliki pengetahuan luas dan pemahaman mendalam tentang berbagai hal. Namun, seberapa tinggi pun ilmu yang dimiliki seseorang, adab atau tata krama tetap memainkan peran yang sangat penting dalam menentukan kualitas individu tersebut. Adab yang lebih tinggi daripada ilmu menggambarkan betapa pentingnya sikap, etika, dan moral dalam kehidupan manusia, bahkan lebih dari sekadar pengetahuan.

Pentingnya Adab dalam Kehidupan

Adab mencakup segala bentuk perilaku yang menunjukkan penghormatan, kesopanan, dan kebaikan terhadap sesama. Adab bukan hanya soal etiket sosial, tetapi juga mencakup nilai-nilai moral dan etika yang mendasari tindakan seseorang. Dalam Islam, adab sangat ditekankan, baik dalam berinteraksi dengan sesama manusia maupun dalam beribadah kepada Tuhan. Bahkan, Nabi Muhammad SAW dikenal karena akhlak mulianya, yang menjadi teladan bagi umatnya.

Adab yang baik menciptakan lingkungan yang harmonis dan saling menghargai. Orang yang beradab tahu bagaimana menghormati orang lain, bersikap rendah hati, dan menjaga perasaan sesama. Dengan demikian, adab memfasilitasi hubungan sosial yang sehat dan membangun masyarakat yang beradab.

 Ilmu Tanpa Adab

Ilmu tanpa adab bisa menjadi pedang bermata dua. Seseorang yang memiliki banyak pengetahuan tetapi tidak memiliki adab dapat menyebabkan kerusakan dan ketidakharmonisan. Contohnya, seorang ilmuwan yang hebat namun sombong dan tidak mau mendengarkan pendapat orang lain, bisa membuat lingkungan kerja yang tidak kondusif dan merusak hubungan profesional. Selain itu, orang yang pandai tetapi tidak beradab mungkin menggunakan ilmunya untuk tujuan yang merugikan orang lain, seperti manipulasi atau eksploitasi.

Menjaga Keseimbangan antara Adab dan Ilmu

Meskipun adab sangat penting, bukan berarti ilmu tidak memiliki nilai. Ilmu adalah cahaya yang menerangi jalan hidup dan memungkinkan manusia untuk memahami dunia dengan lebih baik. Oleh karena itu, yang terbaik adalah mengombinasikan keduanya: memiliki pengetahuan yang luas disertai dengan adab yang mulia.

Untuk mencapai keseimbangan ini, pendidikan memainkan peran penting. Pendidikan yang baik bukan hanya mengajarkan pengetahuan, tetapi juga menanamkan nilai-nilai moral dan etika. Guru dan orang tua memiliki tanggung jawab besar untuk menanamkan adab kepada anak-anak sejak dini. Dengan demikian, generasi masa depan tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga memiliki karakter yang baik.
Adab yang lebih tinggi daripada ilmu menggambarkan betapa pentingnya sikap dan moral dalam kehidupan manusia. Ilmu memang penting, tetapi tanpa adab, ilmu tersebut bisa menjadi tidak berguna atau bahkan merusak. Oleh karena itu, sangat penting bagi setiap individu untuk selalu menjaga adab dalam setiap aspek kehidupan mereka. Dengan mengombinasikan ilmu dan adab, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih baik dan harmonis.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun