Mohon tunggu...
Benny Eko Supriyanto
Benny Eko Supriyanto Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Watampone

Pegawai pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Watampone. Hobby: Menulis, Traveller, Data Analitics, Perencana Keuangan, Konsultasi Tentang Keuangan Negara, dan Quality Time With Family

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kesehatan Mental: Pentingnya Kesadaran dan Akses di Era Pasca Pandemi

18 Juli 2024   13:30 Diperbarui: 7 Agustus 2024   17:24 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesehatan mental telah menjadi topik yang semakin penting dalam beberapa tahun terakhir, terutama setelah pandemi COVID-19. Pandemi ini tidak hanya menimbulkan krisis kesehatan fisik tetapi juga mempengaruhi kesejahteraan mental jutaan orang di seluruh dunia. Kesadaran tentang pentingnya kesehatan mental, akses ke layanan kesehatan mental, dan upaya untuk mengatasi stigma seputar masalah ini menjadi semakin relevan. Artikel ini akan membahas perkembangan terbaru dalam kesadaran kesehatan mental, tantangan yang dihadapi, serta cara-cara untuk menjaga kesehatan mental.

Meningkatnya Kesadaran tentang Kesehatan Mental

Pandemi COVID-19 telah mempercepat kesadaran global tentang pentingnya kesehatan mental. Isolasi sosial, ketidakpastian ekonomi, dan ketakutan akan kesehatan telah meningkatkan tingkat stres, kecemasan, dan depresi di kalangan masyarakat. Menurut berbagai survei, banyak orang melaporkan peningkatan masalah kesehatan mental selama pandemi, yang menyoroti perlunya perhatian yang lebih besar terhadap isu ini.

Kesadaran tentang kesehatan mental juga diperkuat oleh kampanye publik dan inisiatif dari berbagai organisasi non-pemerintah, selebriti, dan media. Misalnya, kampanye seperti "It's Okay to Not Be Okay" dan "Mental Health Matters" telah membantu mengurangi stigma dan mendorong orang untuk mencari bantuan.

Tantangan dalam Akses ke Layanan Kesehatan Mental

Meskipun kesadaran meningkat, akses ke layanan kesehatan mental tetap menjadi tantangan besar di banyak negara. Faktor-faktor seperti biaya, ketersediaan profesional kesehatan mental, dan stigma masih menghalangi banyak orang untuk mendapatkan perawatan yang mereka butuhkan.

1. Biaya: Layanan kesehatan mental sering kali mahal dan tidak terjangkau bagi banyak orang, terutama di negara-negara dengan sistem kesehatan yang kurang berkembang. Kurangnya asuransi kesehatan yang mencakup perawatan mental juga menjadi hambatan signifikan.

2. Ketersediaan Profesional: Kekurangan psikolog, psikiater, dan konselor terlatih membatasi akses ke perawatan mental. Di banyak daerah pedesaan atau terpencil, layanan ini mungkin tidak ada sama sekali.

3. Stigma: Stigma seputar kesehatan mental masih menjadi penghalang utama. Banyak orang merasa malu atau takut untuk mengakui bahwa mereka memiliki masalah kesehatan mental, khawatir akan penilaian negatif dari masyarakat atau bahkan dari keluarga dan teman.

Upaya untuk Mengatasi Stigma dan Meningkatkan Akses

Untuk mengatasi tantangan-tantangan ini, berbagai upaya sedang dilakukan oleh pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan komunitas untuk meningkatkan akses dan mengurangi stigma seputar kesehatan mental.

1. Kampanye Kesadaran: Kampanye publik yang bertujuan untuk mendidik masyarakat tentang pentingnya kesehatan mental dan mengurangi stigma sangat penting. Pendidikan ini dapat dilakukan melalui media massa, media sosial, sekolah, dan tempat kerja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun