[caption caption="JPO Margahayu Bandung. (Foto: Benny Rhamdani)"][/caption]Sore itu saya sedikit bergegas menaiki tangga jembatan penyeberangan orang (JPO) di depan Komplek Metro Margahayu, Bandung. Tapi langkah saya terhambat lantaran seorang ibu sambil menggendong anaknya susah payah menapaki tangga. Saya sendiri baru menyadari bahwa napas saya sedikit tesengal. Saya perhatikan tingkat kecuraman tangga JPO. Ya, pantas saja jika ibu itu kepayahan, menurut saya lumayan besar sudutnya.
Ibu itu kemudian berhasil mencapai puncak tangga dan mulai berjalan biasa. Saya mengikutinya. Saya tanya kebiasaannya naik JPO sambil mengendong anak balitanya.
[caption caption="Seorang ibu sambil menggendong balitanya kepayahan naik JPO Mragahayu. (Foto: Benny Rhamdani)"]
Ibu itu kemudian melanjutkan langkahnya. Saya terdiam sebentar di tengah jembatan yang membentang di Jalan Soekarno Hatta. Inilah JPO satu-satunya di atas jalan raya terpanjang di Bandung. Hebat, bukan? Sementara jalan raya yang lain punya lebih dari dua meskipun panjangnya kurang dari setengah jalan ini.
Dari tengah JPO ini, saya bisa melihat jalan yang membentang lurus ke arah timur maupun barat. JPO Margahayu ini memang seperti tubuh manusia yang tidak memakai baju. Kerangka besinya terlihat dari kejauhan sekali pun. Hanya spanduk-spanduk kecil yang menutupi. Jika ada orang patah hati dan ingin melompat ke jalan, sangat mudah dilakoni. Apalagi jalan di bawahnya terbilang padat di jam-jam tertentu. Ini bukan hayalan. Di JPO Jalan Setibudi Bandung, pernah ada yang hendak bunuh diri dengan menaiki tiangnya.
[caption caption="JPO ala-ala. Kepanasan iya, apalagi kehujanan. (Foto: Benny Rhamdani)"]
Sejatinya, JPO merupakan fasilitas bagi pejalan kaki untuk menyeberangi jalan yang ramai dan ruasnya lebar. Seperti pernah saya baca, rancang bangunnya harus memenuhi standar yang ditentukan. Sehingga pengguna JPO merasa nyaman dan aman melintas. Jangan sampai pejalan kaki merasa sedang mengikuti wisata horor setiap kali melintas JPO.
Sayangnya, di kota Bandung ini saya kerap merasa sedang wisata yang menguras adrenalin saat menggunakan JPO. Mulai dari tingkat kecuraman tangga, kebersihan dari sampah dan aroma kurang sedap, perlindungan dari panas dan hujan, besi-besi tua yang berkarat laksana wahana rumah hantu, belum lagi penerangan yang mengandalkan bangunan di sekitarnya. Benar-benar horor. Tak heran jika saya kerap melihat orang begitu turun dari JPO langsung mengelus dadanya.
Di beberapa tempat, warga kota Bandung malah lebih suka menantang maut menyeberang jalan raya di bawahnya ketimbang kepayahan melewati JPO. Kecuali memang sangat terpaksa sekali.
[caption caption="Sebenarnya seru lewat JPO ini, bisa melihat kereta di bawahnya seklian motret. Tapi lihat kabelnya itu, serem banget. (Foto: Benny Rhamdani)"]
Mau yang lebih horor lagi, carilah JPO sekitar pasar di Bandung. JPOnya sangat kotor dan bagian bawahnya sering dipakai menimbun barang dagangan. Ada juga yang dipakai tiduran gelandangan.