[caption id="attachment_412411" align="aligncenter" width="461" caption="Pesta Rakyat digelar Warga Kecamatan Cinambo, Bandung, sambut keriaan 60 tahun Konferensi Asia Afrika. (foto: Benny)"][/caption]
Kemeriahan perhelatan 60 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA), tak hanya berpusat di sekitar Gedung Merdeka, Bandung. Hari ini, Jumat 24 April, di sejumlah sudut di 30 kecamatan yang tersebar di kota Bandung juga bisa diketemukan kemeriahan pesta rakyat. Termasuk di Kecamatan Cinambo.
Pagi ini, saya melihat arak-arakan seni benjang yang melibatkan puluhan orang di jalan depan kantor. Suara musik yang dikumandangkan arak-arakan tak hanya menarik perhatian masyarakat, tapi juga karyawan beberapa perusahaan yang kebanyakan memang tidak diliburkan.
Selain Angklung, Â Kota Bandung memiliki seni benjang yang menjadi kebanggaan budaya Sunda secara umum. Sayangnya sedikit orang yang mengenal seni satu ini.
[caption id="attachment_412414" align="aligncenter" width="553" caption="Seni Benjang ramaikan Pesta Rakyat. (foto: Benny)"]
Benjang  merupakan kesenian yang hidup di daerah bandung Timur. Seni arak-arakan ini menampilkan ibingan (tarian) layaknya gerak pencak silat, kadang ada pula pertunjukan mirip gulat bebas.  Tentu saja gerakan ibingan disertai musik.  Instrumen yang dipakai adalah terebang, kendang, bedug, tarompet dan kecrek. Lagu-lagu yang dibawakan di antaranya: Kembang Beureum, Sorong Dayung, dan Renggong Gancang.
Dalam perkembangannya, pertunjukan benjang dilengkapi dengan kesenian lain seperti badudan, kuda lumping, bangbarongan, dan topeng benjang. Â Seperti yang saya lihat pagi ini. Banyak juga anak-anak yang mengekor arak-arakan benjang ini. Mereka tampak antusias mengikuti iringan musik, ikut menari atau menggoda topeng benjang yang diarak.
Sayangnya, kali ini saya tidak bisa melihat gulat benjang yang khas itu. Karena seni benjang kali ini bersifat arak-arakan. Lain halnya jika diam di satu lapangan atau tanah kosong, biasanya kita bisa melihat adu gulat yang menarik.
Konon, nama benjang sudah dikenal oleh masyarakat sejak tahun 1820. Tokoh benjang yang terkenal  adalah H. Hayat dan Wiranta. Seni  arak-arakan seperti benjang ini juga bisa ditemukan di Aceh disebut Gedou – gedou, Tapanuli  (Marsurangut), Rembang  (Atol), Jawa Timur ( Patrol), Banjarmasin (Bahempas), dan Bugis ( Sirroto)
[caption id="attachment_412420" align="aligncenter" width="461" caption="Alat musik benjang yang unik terdiri dari terebang, kendang, bedug, tarompet dan kecrek. (foto:Benny)"]
Biasanya saya menemumukan seni benjang di saat ada hajatan anak-anak sunatan dan di perhelatan tahunan seperti Festival Ujungberung yang jadwalnya biasa juga terdapat di website IndonesiaTravel. Jadi, saya benar-benar tertarik ketika seni ini muncul justru untuk meramaikan pesta rakyat menyambut keriaan 60 tahun KAA.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H