Mohon tunggu...
Benny Rhamdani
Benny Rhamdani Mohon Tunggu... Novelis - Kreator Konten

Menulislah hal yang bermanfaat sebanyak mungkin, sebelum seseorang menuliskan namamu di nisan kuburmu. | Subscribe YouTube @bennyinfo

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Sambel Leunca Warnas Bu Imas, Bikin Nagih tapi...

12 Mei 2015   10:09 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:08 2624
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dibalik kelezatan Sambel Leunca Bu Imas. (Foto: Benny)

Rumah makan dengan sambal terkenal di Bandung terbilang banyak jumlahnya. Salah satunya adalah sambal leunca di Warung Nasi Bu Imas. Tapi hati-hati ya buat cowok, jangan kebanyakan makan sambel leunca.

Siang itu saya menyusuri Jalan Oto Iskandar Dinata Bandung. Kawasan yang begitu akrab dengan masa kecil saya karena dulu saya sempat sekolah di SMPN 3, di Jalan Dewi sartika. Tiba-tiba saya ingin makan di warnas Bu Imas. Beloklah saya ke Jalan Balonggede.

Sejak pertigaan dekat komplek Assalam, deretan warung nasi dengan nama Bu Imas terpampang. Mungkin inilah warung nasi terpanjang yang ada di Bandung. Tapi saya memilih masuk ke warung nasi yang saya tahu secara historis adalah aslinya. Tepat di belokan ke Jalan Pungkur.

14313997431664702290
14313997431664702290
Ambil sendiri lauk pauknya di jejeran di atas meja panjang. (Foto: Benny)

Setelah parkir saya masuk ke warung nasi yang tampak bersahaja. Tapi jauh lebih bagus dari yang saya ingat dulu, ketika saya sering makan di sini. Ya, sekitar awal 1990-an ketika terminal bis dari Jakarta masih di Kebon Kelapa, saya kerap makan di sini. Karena posisinya dekat dengan tempat ngetem angkot ke arah Dago.

Dulu, bisa sampai Bandung lebih dari pukul 10 malam, keadaan sudah teramat sepi. Dan angkot-angkot ini baru mau berangkat kalo penumpang penuh. Tentu tak sebntar. Ketimbang nangkring di dalam angkot, mendingan ngisi perut dulu di warung nasi.

Yang tidak berubah di warnas Bu Imas adalah cara penyajian hidangannya. Semua lauk-pauk dideretkan di meja panjang. Kita tinggal comot setelah mendapat sepiring nasi. Bagi yang menginginkan lauk dalam keadaan hangat, silakan minta digoreng ulang.

Ada satu menu yang saya suka di warnas Bu Imas, yakni sambel leunca. Dulu, rasanya hanya makan dengan sambel leunca dan tempe pun sudah lahap. Hahaha, itu karena dulu masih mahasiswa. Sekarang, pakai lauk-pauk dong.

Dan favorit saya adalah ayam bakar. Karena ayam bakar Bu Imas juga terkenal karena gurih dan manisnya bercampur menjadi satu rasa yang khas. Belum lagi aroma pembakaran yang bikin air liur menetes.

Satu kekhasan yang menjadikan kekhasan warung nasi Bu Imas sebagai rumah makan Sunda, tentu saja tersedianya aneka lalaban. Ulu saya paling suka kol. Tapi karena sekarang tidak cocok dengan lambung, saya biasanya memilih daun-daunan seperti selada air.

Jangan cemas soal harga jika makan di sini karena relatif murah. Untuk seporsi nasi dan lauk pauk ta lebih dari Rp 50.000. Meskipun terbilang murah, yang makan kebanyakan datang dengan mobil.

1431399808788382108
1431399808788382108
Murah, meriah, mantap. (Foto: Benny)a

Sekadar informasi tambahan, leunca atau Solanum Nigrum L telah digunakan sebagai obat-obatan sejak 2.000 tahun lalu. Di Meksiko kerap digunakan sebagai obat pusing. Di Tiongkok dipakai untuk mengobati radang ginjal dan kandung kencing, juga antidiare. Beberapa studi ilmiah menunjukkan, leunca memiliki aktivitas anti ulserogenik yang berhubungan dengan lambung, sistem saraf pusat, dan sebagai agen antineoplastik serta memiliki peran sitoprotektif melawan kerusakan sel ginjal. Khasiat lain dari terong kecil yang sering dilalap ini adalah sebagai zat antirematik.

Ssst, ini mungkin yang perlu diketahui oleh kaum Adam. Tanaman keluarga Solanaceae mengandung senyawa yang dapat meningkatkan aliran darah ke penis, sehingga dapat meningkatkan ereksi. Senyawa yang dikandung hampir semua jenis terong-terongan dapat meningkatkan sirkulasi darah. Namun di sisi lain, beberapa hasil penelitian menunjukkan efek negatif tanaman leunca yang dapat menurunkan jumlah sperma, sehingga mengganggu kesuburan.

Hmm, apa pun yang kebanyakan memang nggak baik kok.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun