[caption id="attachment_341488" align="alignnone" width="640" caption="New Nissan March 1.2L AT pearl white menjadi kendaraan saya bersama Tim 1."][/caption]
Saya merasa beruntung ketika Kompasiana mengumumkan daftar peserta Rally Wisata dan Test Drive bersama New Nissan March ternyata nama saya ada di dalam daftar. Itu artinya saya bisa mencicipi mengendarai New Nissan March yang digadang-gadang sebagai kendaraan paling lincah di kawasan macet. Jika cocok, mengapa tidak menjadikan New Nissan March dalam daftar atas pengganti mobil yang saya pakai selama ini?
Pada Sabtu (7/6), saya pun menyambangi HQ Nissan di kawasan MT Haryono, Jakarta. Ternyata sebagian besar dari 28 peserta yang dipilih Kompasiana sudah hadir dengan kotak konsumsi di meja masing-masing. Sambil menunggu acara dimulai, saya pun berbincang-bincang dengan Kompasiner yang juga mantan teman kuliah saya, Syaifuddin Sayuti.
Acara akhirnya dibuka oleh Dieki Setiawan dari Markom Kompas.com. Menyusul pengantar acara oleh admin Kompasiana Nurulloh yang terbilang akrab dengan para peserta. Sementara itu, pembekalan safety driving diberikan oleh Aris H. dari Kompas Otomotif.
“Untuk posisi kemudi yang tepat adalah dengan menjulurkan tangan ke depan sampai menyentuh tonjolan dashboard,” jelas Aris sambil memeragakan sehingga menyadarkan saya tentang hal kecil namun penting dalam mengemudi yang sering saya lupakan.
Sambutan lain diberikan oleh Budi Nur Mukmin selaku General Manager Marketing Strategy and Communication Division PT. Nissan Motor Distributor Indonesia, disambung informasi product knowledge yang teramat rinci oleh David Hicks selaku Supervisor for Sales and After-Sales Training and Development Specialist, Nissan Motor Indonesia (selengkapnya akan disampaikan pada sambungan tulisan ini).
Macet Tetap Lincah
[caption id="attachment_341495" align="alignnone" width="360" caption="Panel audio system yang modern ditambah sound system yang pas di telinga menambah kenyaman penumpang dan pengemudi New Nissan March."]
Acara utama pun digelar diawali dengan pembagian kelompok. Saya masuk kelompok satu bersama Baharuddin Nur, Olive Bendon dan Fajruddin Muchtar mengendarai New Nissan March 1.2L dengan Automatic Transmission berwarna pearl white.
Saya menyimpan lebih dulu ransel bawaan di bagasi. Wow, lapang juga bagasinya. Seperti kata David sebelumnya, “Muat lima galon air mineral.”
Baharuddin Nur yang juga punya panggilan Ben mengambil inisiatif menjadi pengemudi pertama. Saya sendiri ingin jadi pengemudi kedua agar bisa mempelajari dulu operasi mobil. Maklum, saya terbiasa pakai mobil Manual Transmission, sementara kali ini harus membawa matic.
Saya duduk di sambil untuk memandu arah menuju check point pertama di show room Nissan yang terletak di kawasan TB Simatupang. Sesekali saya memenuhi timeline twitter saya dengan hal-hal yang saya rasakan selama perjalanan dengan New Nissan March.
Hal yang pertama dilakukan Ben sebelum mengemudi adalah mencari charger USB untuk ngecas smartphone yang mulai lowbat. Rupanya langsung connect juga ke audio mobil, karena bersamaan dengan itu, terdengar lagu Fly Me to The Moon-nya Frank Sinatra (sesuai angkatan pemilik gadget). Suara yang terdengar dari ke empat speaker sangat pas di telinga, terutama bassnya yang seimbang untuk lagu beraliran blues ini. Sementara, gadget pun disimpan di compartment, berbagi tempat dengan permen. Saat ini, compartment menurut saya merupakan fitur yang harus diperhatikan sebab hampir kebanyakan orang memiliki gadget lebih dari satu. Saya sendiri biasanya membutuhkan untuk menyimpan cup minuman hangat dan kacamata.
[caption id="attachment_341493" align="alignnone" width="360" caption="Kompartemen penting untuk menyimpan gadget saat dicharge medkipun dengan kabel pendek."]
Mobil pun melaju ke Cawang bawah untuk memutar balik. Sedikit macet saat hendak belok di kolong Cawang karena bertemu lampu merah. Lepas dari kemacetan arus kendaraan kembali lancar di MT Haryono, namun setelah jembatan Ciliwung lalu lintas kembali macet. Di sinilah kehandalan New Nissan March sebagai kendaraan yang lincah di area macet diuji. Apalagi ditambah pengemudi yang berpengalaman. Kemacetan yang terlihat sampai Mampang pun bisa dilalui dengan cepat.
Sebagai penumpang, saya nyaris tidak merasakan kejutan saat mobil direm atau dipacu gasnya setelah berhenti. Biasanya saya paling anti sebagai penumpang berada di jalan yang padat merayap karena sering membuat perut mual dikocok-kocok kopling dan rem. Apalagi ketika mobil terus belok-belok menghindari jalan berlubang.
[caption id="attachment_341485" align="alignnone" width="512" caption="Tampilan belakang dengan tambahan LED membuat kelihatan lebih keren dan modern."]
Di perjalanan kami melihat peserta lain dengan New Nissan March berwarna Red Metallic. Dari belakang tampak sentuhan baru pada buritan terutama pada lampu belakang yang menggunakan LED sehingga memancarkan kesan modern.
Hingga tak terasa kami pun sampai di check point show room Nissan di TB Simatupang.
Setelah parkir untuk mengambil soal test rally menyebutkan 3 varian New Nissan March, kami pun melanjutkan perjalanan. Kali ini giliran saya yang membawa si putih. Di sinilah saya bisa merasakan langsung mesin New Nissan March dengan tantangan baru. Terus terang, ini kali pertama saya mengendarai mobil matic. Jadi sempat tidak pede pada awalnya. Namun begitu tuas tranmisi mulai berpindah ke D dan pedal gas mulai diinjak responsivitas mesin terasa cepat, mobil pun melaju mulus meninggalkan check point 2, saya merasa nyaman dan seperti sudah akrab dengan kemudinya selama bertahun-tahun.
[caption id="attachment_341494" align="alignnone" width="360" caption="Kursi pengemudi yang menurut saya nyaman karena mudah distel dan head rest yang sesuai dengan tinggi kepala saya."]
Saya menyukai tempat duduk dengan model semi bucket yang terasa nyaman saat mengemudi. Sewaktu jadi penumpang di belakang saya juga nyaman dengan headrest yang bisa diatur tinggi-rendahnya disesuaikan kenyamanan. Mendapatkan position driving yang tepat seperti diberikan saat pembekalan juga tidaklah sulit, lantaran ketinggian kursi pengemudi bisa diatur mudah, begitu pula dengan sudut kemudi.
Satu-satunya kebiasaan yang tidak bisa dibuang ketika mengemudi adalah setiap kali di lampu merah saya menginjak rem, refleks kaki kiri menekan udara kosong. Tangan kiri pun terkadang masih sering stand by seperti hendak mengalihkan persneling.
Kemacetan terasa ketika mulai masuk tol Jagorawi. Entah mengapa saya mendadak kehilangan orientasi, sehingga lupa mengingat posisi Rest Area Km 10 Cibubur sebagai check point berikutnya. Saya malah terseret arus kemacetan untuk menerabas ke kanan dan kiri. Mungkin juga karena saking keenakan mengendarai mobil yang lincah dan dapat bermanuver cepat ini. Alhasil, Rest Area Km 10 pun terlewati.
“Mundur aja,” kata Daeng Ben memberi instruksi.
Mulanya saya merasa bersalah. Tapi kemudian saya menganggap ini sebagai sebuah blessing in disguise karena saya merasakan kelebihan New Nissan March saat mundur perlahan, cepat dan berhenti. Saya yakin tidak semua peserta bisa menjajal New Nissan mundur sejauh yang saya lakukan. Saya harus masuk lewat pintu keluar Rest Area KM 10 melawan arus kendaraan yang bukan hanya mobil, tapi juga truk dan bus. Hal seperti ini pernah saya alami dengan mobil saya dulu, tapi jujur saja dengan New Nissan March ini saya merasa lebih lancar mengendarai mobil mundur. Kaca spion dalam maupun luar benar-benar sesuai dengan jarak perkiraan mata sehingga saya bisa mengatur presisi untuk mengerem atau laju. Tentu saja bantuan teman-teman satu tim yang kompak memberi pengarahan juga turut membantu sehingga saya bisa parkir sejajar dengan mobil lainnya di check point dua.
Setelah foto-foto bareng dan menjawab quiz tentang fitur terbaru New Nissan March, perjalanan pun dilanjutkan. Fajruddin Muchtar kali ini mengambil giliran. Walaupun mengaku baru pertama kali mengendarai mobil jenis matic, namun saya tidak merasakan ketidaknyamanan di bangku penumpang. Bahkan, salah satu penumpang pun sempat tertidur saking nyamannya laju kendaraan, ditambah AC yang menyejukkan meskipun di luar sana matahari bersinar terik.
Kami pun akhirnya sampai tujuan akhir yakni Pasar Ah Pong, Sentul City. Satu hal yang agak menggelikan, ternyata Fajruddin kebingungan saat hendak melepas kunci karena tanda peringatan terus berbunyi. Alhasil, tim dari Nissan Motor datang menyelamatkan. Nggak apa-apalah. Nggak seru kalau seterusnya lancar, kan?
Di Ah Pong kami istirahat sambil menikmati makan siang di Pecel Solo. Selain itu, kami melakukan banyak kegiatan seru lainnya. Mau tahu bagaimana serunya? Langsung meluncur ke sini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H