Profesi editor buku masih awam bagi sebagian masyarakat. Bahkan pernah ketika menjawap pertanyaan tetangga sebelah bahwa pekerjaan saya adalah sebagai editor buku, dia langsung  menanyakan harga cetak buku Yasin. Memang,  tak jarang saya bertemu orang yang masih bingung antara bisnis penerbitan (buku) dan percetakan (buku).
Saya tidak ingin menjelaskan ihwal jenis-jenis pekerjaan saya sebagai editor buku. Kali ini saya akan berbagi hal-hal yang menyenangkan selama 12 tahun menyandang profesi editor buku. Banyak hal jika ditulis. Biar tidak letih membacanya, saya ringkas menjadi lima hal saja.
Pembaca Pertama Naskah (calon) Buku Best Seller
Kebahagiaan pertama seorang editor adalah ketika mendapat naskah dari penulis terkenal. Bisa juga mendapat naskah bagus yang potensial laris dari penulis yang belum terkenal. Ujung kebahagiaan adalah ketika buku itu kemudian disukai masyarakat dan laris manis dari segi penjualan. Walaupun yang akan dikenal masyarakat adalah penulisnya, tapi sebagai ‘bidan’ yang membantu proses persalinan buku itu tentu akan ikut bahagia.
Saya sering merasa bangga ketika mendapat naskah, misalnya dari Pidi Baiq. Bangga karena sayalah yang pertama dipercaya membaca utuh karyanya. Saat penggemarnya masih menunggu buku terbit, saya sudah menamatkannya. Bahkan saya bisa bantu ikut memoles di beberapa bagian. Itu menyenangkan.
Mengenal Dekat Penulis Terkenal
Mungkin orang lain mengidolakan artis atau tokoh politik, saya sejak dulu selalu mengidolakan penulis. Jadi saya bangga jika bisa kenal dekat penulis terkenal. Â Beruntunglah saya sebagai editor buku bisa mendekati beberapa penulis beken di Indonesia, tanpa harus kelihatan seperti fansnya. Â Deretan nama penulis yang saya ingin temui sebagian besar sudah saya beri tanda centang karena akhirnya terwujud. Siapa saja? Maaf ini wilayah privasi.
Karena saya bekerja di penerbit buku nasional yang juga kerap menerbitkan buku-buku penulis asing, kesempatan untuk bertemu penulis luar negeri pun sangat besar. Ini sangat menyenangkan buat saya.
Sebagian penulis yang saya idolakan itu bahkan akhirnya menjadi sangat dekat dan bersahabat. Keren kan bisa bersahabat dengan seorang penulis. Saya tidak pernah merasa rugi sedikit pun berkenalan dengan seorang penulis. Malah semakin banyak bertemu penulis terkenal, wawasan penulisan saya makin bertambah.
Dilibatkan Acara Bergengsi