Mungkin bukan prioritas saya memilih kamar yang kedap suara atau tidak. Terutama saat memutuskan menginap di hotel berbintang tiga ke bawah. Jadi, saya harus siap mental jika tengah malam saat tidur, tiba-tiba terdengar suara dari kamar sebelah yang meresahkan.
Hal itu saya alami ketika sengaja memilih menginap ke hotel Triple Seven di daerah Jalan Pajajaran Bandung. Hotel ini saya pilih untuk dijadikan konten karena tertarik dengan foto-foto tamu di lama Instagramnya. Kesannya, unik karena memiliki kamar yang dihiasi mural cantik.
Saya memesan kamar ini melalui online travel agent (OTA) yang sedang promosi harga gledek, yakni tiketcom. Saat melakukan pemesanan, terjadi kesalahan dari pihak OTA. Alhasil saya komplain. Sebagai kompensasi, saya mendapat free upgrade tipe kamar setingkat lebih mahal. Lumayan selisih Rp100 ribu.
Tapi begitu masuk kamarnya, saya agak kecewa. Memang kamar yang saya dapat jadi lebih bagus dan luas dibandingkan kamar yang saya pesan pada awalnya. . Tapi kamar yang saya dapat bukan jenis kamar dengan mural yang saya mau. Kamar up grade gratisan ini terlalu hommie. Kalo bukan karena spreinya yang putih, benar-benar berasa di rumah.
Lucunya lagi, di kamar tidak disediakan teko listrik padahal disediakan kopi, teh, dan gula untuk diseduh. Lalu menyeduhnya pakai apa? Air panas di shower? Kan nggak mungkin. Di beberapa hotel yang tak menyediakan teko listrik biasanya disediakan dispenser di luar kamar. Tapi di sini tidak ada.
Saya kemudian menelepon staf hotel. Solusi pun terpecahkan. Setiap saya mau memerlukan air panas, bisa minta langsung ke staf hotel, nanti dikirim ke kamar. Hmm, repot nggak sih?
Tapi satu hal yang bikin saya merasa sedikit kurang nyaman adalah ketika tengah malam, saya merasa ada suara-suara mengganggu. Padahal, selama berjam-jam di dalam kamar tidak terusik suara apapun. Hotel ini berada di dalam komplek perumahan yang sepi dan relatif  jauh dari jalan raya. Saking sepinya, suara dari kamar sebelah jadi terdengar.
Mulai dari suara wanita yang ngobrol, suara pria bisik-bisik, suara cekikikan menahan tawa, hingga suara yang membuat pikiran kita traveling. Jalan satu-satunya untuk menghindari gangguan itu adalah kita menyalakan televisi di kamar dengan volume sedang, lalu kita sendiri masang headset mendengar musik dari handphone. Itulah yang biasa saya terapkan ketika menginap di hotel tidak kedap suara.
Pagi harinya saya sudah bisa melupakan suara meresahkan semalam. Apalagi saat saya masuk ke Cafe Sevengram. Tempat sarapan. Sungguh, desainnya sangat menarik banget dan kontenable dari segala sisi. Menurut saya, cafe ini adalah bagian terbaik dari hotel yang cocok untuk backpacker ini. Kalau masalah menu, tamu hanya mendapat dua pilihan sarapan, yakni nasi goreng atau mie goreng. Tapi nasi gorengnya enak kok.