[caption caption="Best Western Premier La Grande, siap bersaing dengan hotel lainnya di bandung. (Foto: Benny rhamdani)"][/caption]
Saat saya mengetahui Kompasiana menggelar acara kunjungan ke Best Western Premier La Grande (BWPLG) Hotel di Bandung, saya bergegas mendaftar. Pertama, saya memang senang menulis pengalaman menginap dari hotel ke hotel. Kedua, sejak melihat rencana bangunannya saya sudah penasaran untuk mengetahui jeroan hotel satu ini karena arsitekturnya yang unik dan berada di tengah kota.
Untunglah saya dipilih Kompasiana bersama sembilan kompasianer lainnya. Pada Sabtu, 20 Februari lalu, saya berangkat menuju ke lokasi BWPLG di Jalan Merdeka 25-29. Tidak sulit mencarinya karena berada di seberang mal beken Bandung Idah Plaza, atau tepatnya di lokasi Sus Merdeka yang legendaris. Sesuai petuah, saya pun tiba di mesin tiket parkir pukul 09.58. Tapi saya santai saja saat meliuk-liuk ke basement parkir. Sudah saya duga, lahan parkirnya tak luas, sama dengan beberapa hotel baru di Bandung.
Pukul sepuluh adalah waktu yang dijanjikan berkumpul. Tapi rombongan kompasianer Jakarta dan official masih nyangkut di tol. So, saya minum lemon tea dan mencicipi snack yang ada di lobi sambil menunggu. Asyik juga ya bisa ngemil tanpa ditanya dulu tamu menginap atau bukan.
Menjelang kedatangan rombongan dari Jakarta, saya disambangi tuan rumah, yakni Bapak Komang Artana selaku General Manager BWPLG dan Adventa Pramushanti selaku Marketing Communications Manager. Sebagai pemanasan, saya bertanya beberapa hal ihwal hotel baru yang diluncurkan (soft opening) 1 Desember 2015 ini.
Hotel Bintang Empat Standar Internasional
Best Western, yang berkantor pusat di Phoenix, Arizona, Amerika Serikat, merupakan jaringan hotel global lebih dari 4.100 hotel di lebih dari 100 negara di seluruh dunia. Best Western menawarkan tujuh jenis hotel untuk memenuhi kebutuhan tamunya,: BEST WESTERN® , BEST WESTERN PLUS®, Vīb®, BEST WESTERN PREMIER®, GLō®, BEST WESTERN PLUS EXECUTIVE RESIDENCY dan BW Premier Collection.
Di Indonesia sendiri saat ini telah berdiri 13 hotel Best Western, termasuk BWPLG di Bandung. “Hotel kami ini termasuk yang premier artinya setara dengan bintang empat,” jelas Artana.
Lantaran mengacu kepada Best Western, konsekuensinya semua fasilitas yang ada di BWPLG berstandar sama dengan Best western di belahan bumi lainnya. Best Western Premier memiliki semua fasilitas hotel secara general, ditambah furniture berkualitas tinggi, toileters yang komplet,, ruang pertemuan yang nyaman, dan televisi LCD. “Bahkan untuk handuk mandi kami sediakan yang premium,” jelas Artana.
[caption caption="Semua fasilitas bintang empat dengan standar yang ditentukan oleh jaringan Best Western. (Foto: Benny rhamdani)"]
Kisaran pukul sebelas, rombongan dari Jakarta pun hadir. Tak pakai lama, kami pun menuju meeting room untuk registrasi dan mendapatkan informasi tentang BWPLG. Dari beberapa uraian, saya paling tertarik dengan pemaparan mengenai fasilitas wifi. Maklumlah, saya kadang kehabisan kuota atau lupa bawa modem saat menginap di hotel. Namanya blogger, kalau nggak posting sehari saja rasanya ada yang kurang.
“Kami menawarkan pengunjung untuk memanfaatkan wifi dengan kecepatan internet hingga 20Mbps. Memang, kalau kita lihat jumlah penduduk Bandung, kecepatan internet yang ideal minimal 80Mbps. Ke depannya kami akan upgrade lagi,” imbuh Artana.
Serunya, akses wifi di BWPLG cukup dengan satu password. Sehingga tidak perlu login setiap pindah ruangan. Kecuali untuk keperluan meeting tentunya. “Kami sediakan akses lebih cepat di ruang meeting. Disesuaikan dengan kebutuhan tamu yang tentunya perlu lebih lancar berinternet,” tambah Artana.
Berdasarkan pengalaman saya parkir sebelumnya, saya tergelitik tahu soal itu. Jujur saja, tadi saya agak sulit mencari parkir karena memang tamu sedang banyak. “Sebenarnya untuk para tamu kami menawarkan valet parkir gratis. Jadi setelah tamu loading di depan lobi, kami bisa parkirkan,” jelas Komang Artana.
Pihak hotel sudah menyediakan lahan parkir cadangan jika memang mebludak terutama di akhir pekan. Mobil-mobil tamu akan diprakirkan di lahan parkir tak jauh dari hotel dan sudah mendapat izin, seperti di lahan parkir Bandung Electronic Center (BEC) maupun lahan parkir Balai Kota Bandung.
Wow, kalau begitu besok-besok kalau mampir ke BWPLG nggak usah ribeut cari parkir kosong ya. Serahin saja ke valet gratis. Cihuy!
Senyum Dikasih Donat
Layaknya sebuah bisnis baru, BWPLG pun melakukan program promosi yang gencar. Setiap hari Senin misalnya digelar Thanks God It’s Monday. Pengunjung yang datang ke hotel (tidak harus tamu) lalu memberikan senyum terbaiknya akan mendapatkan hadiah donat dan kopi di restauran Parc de Ville yang ada di lantai tiga BWPLG. Tentunya diharapkan penerima hadiah melakukan kegiatan chek-in di akun media sosialnya.
“Senin itu kan biasanya wajah orang terlihat grumpy. Makanya, kami berinisitif menawarkan donat dan kopi dan donat bagi yang tersenyum pada hari senin,” ujar Adventa.
Program ini sudah berjalan dan menjaring beberapa pengunjung yang mau tersenyum ikhlas. Setidaknya dalam satu hari bisa pihak hotel pernah memberikan 10 donat. Dan jika memang ada 100 orang yang datang ke hotel pun, BWPLG berkomitmen akan menyediakan donat sebanyak itu.
Program lainnya adalah setiap Jumat, bertepatan dengan hari batik, jika datang ke Parc de Ville akan mendapat desert gratis. Dan setiap pengunjung yang makan restoran ini dengan pembelian minimal Rp250k akan berkesempatan mendapat hadiah berupa mobil Honda Brio melalui undian. Yiay, saya mau!
[caption caption="Menikmati jajanan pasar ala Parc de Ville. Endeus... (FOTO: Benny Rhamdani)"]
[caption caption="BIsa makan samil melihat suasana kota Bandung di Parc de Ville. (Foto: Benny Rhamdani)"]
Ya, saya mau cicipi dulu hidangan di Parc de Ville. Dan sepertinya alam mengetahui kami. Acara informasi hotel beres, kami langsung check-in dan … makan siang!
Hidangan yang disajikan untuk kami lumayan variatif bertema lokal, seperti rendang sapi. Tapi saya lebih suka dessertnya yang menampilkan jajanan pasar. Buat saya sih seru banget bisa makan jajanan pasar di restoran hotel bintang empat.
Jujur saja, selama tiga kali makan (siang, malam dan breakfast), saya merasa nyaman makan di resto yang dipimpin Chef Yono yang sudah pengalaman enam tahun menjadi chef di beberapa hotel internasional. Selain makanan utama, dessertnya bikin saya bolak-balik ke sajian buffetnya.
Asyiknya lagi, pengunjung resto bisa cuci mata melihat suasana kota Bandung di sekitar hotel. Ya, siapa tahu ngegap teman lagi selingkuh menuju mall di seberang. Haiya!
Serunya Aqua Zumba
[caption caption="Serunya aqua zumba di swimming pool Best western Premier La Grande Hotel. (Foto: Benny Rhamdani)"]
Salah satu agenda yang bikin saya penasaran dari admin Kompasiana adalah Aqua Zumba. Dan sore hari kami diajak ke kolam renang di lantai empat. Kolam renangnya semi outdoor. Tapi nggak usah takut masuk angin lantaran airnya adalah air hangat 34 derajat celcius.
Acara yang saya tunggu akhirnya digelar. Perempuan instruktur memimpin kami melakukan senam. Instrukturnya tidak bisa berada di kolam karena kita harus melihat jelas gerakannya, sementara para peserta semua berada di kolam.
Dengan iringan musik, kami melakukan aqua zumba di kolam sekitar setengah jam. Hehehe, saya memang nggak ikut dari awal sih. Biar nggak terlalu pegal besok pas bangun tidur karena jarang olahraga. Pasalnya, gerakan di dalam air justru menguras tenaga lebih banyak ketimbang di darat. Walaupun keringat tak mengucur setetes pun. Jadi kebayang malamnya ke Spa Bhuvana di hotel ini yang sedang kasih diskon 20%. Nyessss… enak kayaknya.
Usai aqua zumba kami menyantap hidangan serba steam ala sunda, seperti ubi, pisan, kacang, dan jagung. Fasilitas ini gratis untuk tamu. Tapi jika non-tamu ingin berenang cukup membayar Rp100.000 bisa berenang sepuasnya ditambah mendapat satu menu makanan dan minuman. Kalau mau ikut aqua zumba saja cukup datang setiap Kamis dan membayar Rp.80.000. Worth it lah!
Lepas senja, kami beristirahat. Mempersiapkan diri untuk jadwal berikutnya. Saya keluar hotel sebentar melihat bangunan ketika lampu menyala dan langit mulai gelap. Cantik sekali ornamen motif batik kawung pecah kopi yang menempel. Seperti kupu-kupu yang berterbangan ke langit. Dan sangat menyentuh kearifan lokal, meskipun hotel ini berkelas internasional.
Dan saat makan malam, hujan membasahi Bandung. Agenda malam city tour batal lantaran hujan yang tak juga reda. Saya asyik di sudut Parc de Ville bersama Bang Isson Khairul, Bang Aswi dan Pak Komang Artana. Banyak jurus-jurus yang tengah disiapkan BWPLG untuk memenangkan persaingan bisnis hotel di Bandung yang semakin ketat. Saya hanya sumbang saran agar BWPLG memberi sedikit ruang kepada komunitas di Bandung yang jumlahnya sulit dihitung. Agar kehadiran BWPLG lebih berarti dan dekat dengan masyarakat Bandung, bukan cuma untuk tamu dari luar kota dan luar negeri.
Bersambung ke Serunya Tea Adventure di Perkebunan Malabar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H