Usai aqua zumba kami menyantap hidangan serba steam ala sunda, seperti ubi, pisan, kacang, dan jagung. Fasilitas ini gratis untuk tamu. Tapi jika non-tamu ingin berenang cukup membayar Rp100.000 bisa berenang sepuasnya ditambah mendapat satu menu makanan dan minuman. Kalau mau ikut aqua zumba saja cukup datang setiap Kamis dan membayar Rp.80.000. Worth it lah!
Lepas senja, kami beristirahat. Mempersiapkan diri untuk jadwal berikutnya. Saya keluar hotel sebentar melihat bangunan ketika lampu menyala dan langit mulai gelap. Cantik sekali ornamen motif batik kawung pecah kopi yang menempel. Seperti kupu-kupu yang berterbangan ke langit. Dan sangat menyentuh kearifan lokal, meskipun hotel ini berkelas internasional.
Dan saat makan malam, hujan membasahi Bandung. Agenda malam city tour batal lantaran hujan yang tak juga reda. Saya asyik di sudut Parc de Ville bersama Bang Isson Khairul, Bang Aswi dan Pak Komang Artana. Banyak jurus-jurus yang tengah disiapkan BWPLG untuk memenangkan persaingan bisnis hotel di Bandung yang semakin ketat. Saya hanya sumbang saran agar BWPLG memberi sedikit ruang kepada komunitas di Bandung yang jumlahnya sulit dihitung. Agar kehadiran BWPLG lebih berarti dan dekat dengan masyarakat Bandung, bukan cuma  untuk tamu dari luar kota dan luar negeri.
Bersambung ke Serunya Tea Adventure di Perkebunan Malabar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H