Kedekatan dirinya dengan musik-musik tradisi Indonesia membuat dirinya menjadi "liar", untuk terus menggali dan mencipta warna musik baru dalam setiap karya musik tari yang ia ciptakan. Terkesan aneh  bila kita mendengar warna musik yang ia miliki. Akan tetapi itulah Epi Martison. Dengan pilihan warna musik yang ia lahirkan walau sedikit nyeleneh, namun tidak sedikit karya-karya musik tarinya menghantar banyak koreografer-koreografer Indonesia ke puncak prestasi. Seperti Koreografer kontemporer Boi G. Sakti, Wiwik Sipala, Tom Ibnur, Deddy Luthan, Hartati. Disamping itu pula aktif membantu karya-karya mahasiswa Institut Kesenian Jakarta, seperti Irfan Setiawan, Alisa Soeman, Jefriandi Usman, Jecko Siompo, Indra Zubir dll.  Dengan cara itu pula, kini Epi Martison memiliki ciri khas tersendiri dan banyak dipercaya untuk menakhodai musik-musik tari yang ada di Indonesia. Di sisi lain ia juga banyak membina kelompok-kelompok musik tradisi, baik di Jakarta maupun di berbagai daerah Nusantara.
Epi Martison lahir di Baserah Riau, 31 Maret 1963. Dari keluarga H. Ahmad Rusli yang merupakan warga asli Koto Taluak, Kecamatan Kuantan Tengah. Semenatara ibunya Hj. Nuraini, berasal dari Koto Rajo Baserah, Kecamatan Kuantan Hilir. Epi Martison sendiri adalah anak tertua dari enam bersaudara.
Selama rentang waktu perkenalan dirinya dengan berbagai musik dan tari tradisi Melayu, meyakinkannya untuk terus mempelajari serta memperdalam disiplin ilmu seni tradsi yang ia pelajari sejak masih berada di kampong halaman Teluk Kuantan Riau.
Waktu terus berjalan, tahun silih berganti. Berbekal ilmu musik dan tari yang ia kuasai, menggiring niat Epi Martison untuk melanjutkan studi seni di salah satu perguruan tinggi seni di Sumatera Barat. Maka Pada tahun 1982, ia melanjutkan studi seninya di Akademi Seni Kerawitan Indonesia (ASKI), di Kota Padang Panjang.Â
Selama menjalankan studinya di ASKI Padang Panjang, kemampuan menari dan bermain musik Epi Martison semakin terasah. Keikut sertaan dirinya dalam berbagai kegiatan kampus, menambah kepercayaan dirinya bahwa dunia seni yang ia tekuni, mulai membuahkan hasil. Hal itu ia buktikan dengan berbagai prestasi, baik dalam mencipta tari maupun karya musik. Berkat kegigihan dirinya, pada tahun 1985, ia menamatkan studinya di Akademi Seni Kerawitan Indonesia (ASKI) Padang Panjang. Sebagai seorang sarjana tari.
Gelar kesarjaann yang telah ia raih, tak manjadikan Epi Martison berpuas diri. Ia terus melanjutkan pertualangannya dalam menggali dunia seni tradisi musik dan tari di berbagai pesolok Nusantara. Pertualangannyapun ia lakukan pada jalur Akademis.  Epi martison tercatat sebagai mahasiswa Prodi tari Institut Kesenian Jakarta sejak tahun 1988.  Tak sedikit karya tari dan musik  ia ciptakan yang semua itu merupakan hasil dari perenungan dirinya dalam mempelajari setiap musik dan tari dari berbagai budaya tradisi di Indonesia. Keahlian Epi Martison dalam bidang tari serta berbagai musik tradisi Nusantara, membuat ia pernah mendapat kepercayaan untuk mengajar di Sandratari Universitas Negeri Jakarta pada mata kuliah musik tari, koreografi. serta tahun 1992 di Institut Kesenian Jakarta Prodi tari, mata kuliah musik koreografi  bersama almarhum I Wayan Diya.
Pengalaman mengajar  selama kurun waktu satu tahun 1985-1986 di Sandratasik Universitas Islam Riau (UIR) untuk mata kuliah Koreografi, membuat Epi Martison kembali tersentuh untuk memberikan perhatiannya pada seni budaya tradisi. Saat itu ia berfikir untuk kembali turun ke "jalan" dalam mengusung seni budaya tradisi lebih maju lagi. Ia tidak mau dunia seni budaya hanya sebagai pelengkap. Ia ingin dunia seni itu dapat mewakili kegelisahan dirinya, ber-inovasi dalam berbagai ungkapan karya untuk berbagai peristiwa.
Pada tahun 1986, ia memutuskan meninggalkan jabatan Dosen dan tanah kelahirannya untuk mencoba mengadu nasib keberuntungannya di kota metropolitan Jakarta. Mulai saat itulah ia mulai bergelut dengan berbagai pasang surut kehidupan yang ia rasakan. Tak terkecuali dunia seni musik dan tari. Ia terus memupuk konsistenitas dirinya untuk terus memperkaya pengalaman berkesenian yang memang telah menjadi ihktiar dirinya sejak menggeluti dunia ini.