Mohon tunggu...
Sylvius Bennedicto
Sylvius Bennedicto Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Orang Biasa

Awali dengan sukacita berakhir dengan Cinta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat". Sebuah Refleksi Sinodalitas Bangsa Indonesia

13 Agustus 2022   20:20 Diperbarui: 13 Agustus 2022   21:03 7683
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kelemahan bukanlah titik yang harus diserang atau disembunyikan, tetapi sebuah titik yang harus diterima, lalu perlahan kita berikan kekuatan dalam kelemahan itu. 

Bukanlah hal yang mudah untuk mengubah kelemahan menjadi sebuah kekuatan, diperlukan penyadaran diri, kerendah hatian yang begitu kuat demi sebuah perubahan yang kita inginkan.

 Kelemahan juga bukanlah yang harus disembunyikan, tetapi sesuatu yang harus disayangai dan disentuh, serta diolah. Jika kelemahan itu tidak kita akui atau terima secara rendah hati, sama saja kalau kita menolak untuk pulih dan bangkit, padahal kunci untuk bangkit dann pulih adalah persatuan. Hendaknya kita mampu membuka diri dengan segala kelemahan yang kita punya.

 

Terlibat dan berbuah berkat dalam tujuan bangsa

Seperti yang kita ketahui, tujuan bangsa Indonesia adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia; memajukan kesejahteraan umum; mencerdaskan kehidupan bangsa; melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. 

Para Bapa Bangsa telah memikirkan dan merumuskan UUD dengan sangat matang dan mendalam. Hal ini memberi artian bahwa bangsa Indonesia lahir dengan tujuan yang jelas dan nyata. Indonesia ingin terlibat dan seyogianya terlibat dalam segala dinamika dunia. 

Namun, jika ingin terlibat dalam mewujudkan perdamain dunia, pertama-tama kita harus membuka mata selebar mungkin mengenai kondisi dunia saat ini. Kedamaian tidak melulu mengenai peperangan dan konflik, tetapi juga kondisi alam yang akan mempengaruhi dunia, termasuk Indonesia. 

Tersengar sepele, tetapi kita saat ini menghadapi saat dimana manusia sedang membunuh alam sekitar. Hal ini dapat kita lihat secara saksama bahwa alam sedang tidak baik-baik saja.

 Saat ini kadar CO2 di atmosfer, menurut badan antariksa milik amerika serikat, adalah 417,6 part per million pada mei 2022. Ini merupakan rekor tertinggi umat manusia, dilansir dari NASA, kadar Co2 saat zaman interglasial adalah 280 PPM[2]. Hal ini tentu memperburuk iklim bumi. 

Banyak hal terjadi di  Dunia karena perubahan iklim seperti halnya perubahan suhu yang tidak wajar, kekeringan, banjir bandang, mencarinya es kutub, meningkatnya permukaan air laut. Indonesia yang merupakan negara kepulauan secara otomatis juga terdampak dengan hal ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun