Mohon tunggu...
Benny Benke
Benny Benke Mohon Tunggu... -

the walkers. touch me at benkebenke@gmail.com,

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Berlin, "Ich bin ein Berliner!"

20 Oktober 2016   12:10 Diperbarui: 20 Oktober 2016   12:35 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tembok Berlin di Berlin. (Foto: dok pribadi/ benny benke)

24 Februari 2014.

JAKARTA - DUA puluh dua bulan setelah pembangunan Tembok Berlin yang memisahkah Jerman Timur dan Jerman Barat, pada 26 Juni 1963, Presiden Amerika Serikat saat itu, John F Kennedy mengunjungi Jerman Barat, atau tepatnya Berlin Barat. Berbicara di atas mimbar yang berada dekat dengan bangunan Rathaus Schöneberg dihadapan 450,000 orang, dengan tenang Kennedy berujar, "Ich bin ein Berliner," yang langsung disambut tempik sorak membahana orang-orang Berlin.

Ya, ujaran Kennedy yang berati, "Saya Orang Berlin," adalah sebentuk dukungan pemerintah AS kepada Jerman Barat dan terutama penduduk Berlin Barat yang saat itu terisolasi karena pembangunan secara sepihak Tembok Berlin. Sehingga mengakibatkan penduduk Berlin Barat yang berada di wilayah Jerman Barat terisolasi dari dunia luar.

Dalam pidatonya saat itu, sebelumnya Kennedy mengatakan, 2000 tahun lalu, publik dengan bangga mengatakan "civis romanus sum" atau saya bangga sebagai warga Romawi. "Hari ini di era yang penuh kebebasan, kita dengan bangga boleh berpekik "Ich bin ein Berliner!"... semua manusia merdeka, di manapun mereka tinggal, demikian juga dengan warga Berlin, dan oleh karena itu, sebagai manusia yang bebas, dengan bangga saya mengatakan "Ich bin ein Berliner!"

Plang penanda perbatasan antara Jerman Timur dan Jerman Barat yang masih dilestarikan sampai saat ini di Ceck Point Charlie. (foto: dok pribadi / benny benke)
Plang penanda perbatasan antara Jerman Timur dan Jerman Barat yang masih dilestarikan sampai saat ini di Ceck Point Charlie. (foto: dok pribadi / benny benke)
Ungkapan Kennedy ihwal kebanggaannya sebagai warga Berlin itulah, yang hingga kini membuat masyarakat Berlin sangat berterima kasih kepada Kennedy. Bahkan ketika Kennedy mangkat pada 22 November 1963, masyarakat Berlin tak kalah berdukanya dengan publik AS yang juga sangat mencintainya.

Maka tak berlebihan, hingga kini, jika kita berkesempatan mampir di Berlin, di banyak tempat bersejarah di Berlin, beberapa pemandu wisata yang notabene warga Jerman asli nyanggong di sana, senantiasa berdandan layaknya tentara AS lengkap dengan bendera AS "The Star-Spangled Banner".

Check Point Charlie. (foto: dok pribadi / benny benke)
Check Point Charlie. (foto: dok pribadi / benny benke)
Lucunya, serdadu gadungan itu, akan berdiri tegap berdampingan dengan serdadu gadungan dari tentara era Uni Soviet. Dan jika Anda berkeinginan berfoto dengan dua tentara palsu itu, siapkan 3 Euro di saku. Serdadu-serdaduan itu sepertinya berniat melemparkan memori turis saat era Perang Dingin masih terjadi, terutama saat mengunjungi Brandenburg Gate atau oleh orang Jerman disebut Brandenburger Tor. Sebuah bangunan pintu gerbang raksasa untuk memasuki kota Berlin kuno pada  masa Prusia. Yang terletak di Pariser Platz, 10117 Berlin.

Check Point Charlie. (Foto: dok pribadi / benny benke)
Check Point Charlie. (Foto: dok pribadi / benny benke)
Oh ya, seperti tak mau kalah dengan pendahulunya, di Brandenburg Gate ini pula, demi merayakan hari jadi kota Berlin ke-750 pada 12 Juni 1987, Presiden AS saat itu, Ronald Reagan juga sempat menantang Mikhail Gorbachev, yang kemudian menjadi Sekretaris Jenderal Partai Komunis dari Uni Soviet, untuk untuk merubuhkan  tembok Berlin, sebagai simbol merebaknya perdamaian. Sebelum akhirnya benar-benar runtuh pada November 1989.

Hal serupa terjadi, jika kita bergeser tidak terlalu jauh ke Checkpoint Charlie atau "Checkpoint C". Sebuah titik yang sangat terkenal sebagai tempat perpisahan utama antara Jerman Barat dan Jerman Timur, dan hanya beberapa langkah dari keberadaan Tembok Berlin semasa Perang Dingin.

Pada masa Perang Dingin saat itu, di Checkpoint Charlie inilah, pemisahan antara Timur dan Barat tampak nyata sekali. Bahkan pada saat krisis, tank milik Soviet dan tank  milik AS saling bersemuka dalam arti yang sebenarnya satu sama lain di titik ini, teristimewa pada saat Krisis Berlin sedang berada di puncaknya pada tahun 1961.

Berlinale Palast di Theater Ampostdamer Platz. (foto: dok pribadi / benny benke)
Berlinale Palast di Theater Ampostdamer Platz. (foto: dok pribadi / benny benke)
Menjadi semacam lelucon umum bagi warga Berlin hingga sekarang, jika saat itu seekor nyamuk lewat di ruang kemudi salah satu tank milik Soviet atau AS, dan membuat salah satu serdaru diantara mereka salah tepok nyamuk, maka Perang Dunia III bakal terjadi. Untung saja hal itu tidak terjadi, sehingga sampai kini "Checkpoint C" yang terletak di sebuah persimpangan jalan bernama Friedrichstraße dengan Zimmerstraße dan Mauerstraße, masih dilestarikan dengan apik. Di tempat ini, paling banyak dikunjungi wisatan dari AS, selain beberapa wisatawan dari Eropa tentunya. Untuk apa? Apalagi kalau tidak sekedar berfoto dengan dua serdadu gadungan yang  berpakaian rapi jali layaknya tentara AS pada saat itu berjaga di sana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun