''Sebuah novel yang benar-benar literaris, namun sayang tidak begitu menarik minat pembaca kalangan ramai,'' katanya.
Berthold sebelumnya, jauh-jauh hari, bersama mendiang Ramadhan KH, telah menerjemahkan sejumlah karya sastra Jerman ke dalam bahasa Indonesia, dan sebaliknya.
Sedangkan untuk urusan merangkai dan menghidupkan syair, penyair Agus R Sardjono dianggapnya sangat mumpuni karena mampu menguasai bentuk dan selalu menarik dalam menceritakan sebuah peristiwa.
Sedangkan nama cerpenis Seno Gumira Ajidarma tetap menjadi pilihan utama untuk urusan cerita pendek, di luar nama Johny Arya Dinata dan Djenar Maesa Ayu yang menyusul di belakang namanya.
Bagaimana pandangan penerjemah buku Frederic Nietzsche jilid 6, dan pengagum Goethe dan kebudayaan Jawa itu, terhadap novel pop Ayat-ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy?
Meski dipuji kalangan luas dan tidak di kalangan sastrawan, pada dasarnya menurut dia, pengarang mempunyai tujuan yang baik, yaitu dengan semangat membangun jiwa melahirkan sebuah novel.
Sayang, dimatanya novel yang telah difilmkan oleh Hanung Bramantyo itu terjebak pada semangat eksklusifisme.
Banyak ditemukan kejanggalan yang terlalu dipaksakan, misalnya dalam penokohannya.
Sosok utamanya dicitrakan hampir dapat dikategorikan sebagai insan kamil atau adi manusia. Sesuatu yang nyaris mustahil ada dalam hidup ini. Sehingga menjadi sangat tidak realistis. (Benny Benke)
pernah diunggah di laman http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2009/03/25/57119/-Seniman-Bahasa-Pecinta-Sastra-Indonesia-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H