Mohon tunggu...
Ben Jalang
Ben Jalang Mohon Tunggu... -

Mereka bilang saya jalang

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Senja Dan Sebuah Parodi Kehilangan

14 April 2012   12:45 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:37 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seseorang mendapati dirinya;
tengah berperan di panggung senja.
Dari satu sudut ke sudut lain,
di hampar langit merah tembaga.

Penuh antusias,
Dia mengikuti cerita yang sedang dikisahkan.
Matanya tak berkedip,
dari satu babak ke babak lain.
Semua terasa begitu nyata.

Beberapa kali,
angin berusaha merusak tatar rambutnya.
Namun tak sekalipun dia pedulikan.
Cerita itu telah menyihirnya;
bertualang dari satu ingatan ke ingatan lain.
Semua tidak asing baginya.

Angin tak henti mengganggunya; .
kali ini, ia membawakan deras bulir hujan.
Bukan, rupanya ia tak sedang mengusik.
Angin itu ingin menyelamatkanya; sebab air mata perlahan mulai meluruh.
Setelah kejadian demi kejadian,
membawanya pada sebuah kehilangan.

Malam datang lebih dini,
di balik awan yang mendung.
Sudahi cerita,
tanpa penghabisan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun