Tepat ditahun ini kita berpisah selama 10 tahun lamanya. Aku rindu dengan kehadiran sosok Ayah, yang selalu menjadi pelindung untuk anak-anaknya. Dimana dulu kita menghabiskan waktu bersama, bercanda tawa bersama, duka citapun kita bersama.Â
Hingga akhirnya takdirpun berkata lain. Ayah dan Ibuku berpisah sewaktu aku masih kecil. Sampai sekarang pun aku belum mendapatkan kasih sayang lagi dari seorang Ayah. Ibuku sudah trauma dalam mengenal cinta apalagi membangun rumah tangga baru.
Setiap melihat teman-temanku berkumpul dengan keluarga yang utuh, aku merasa iri. Di dalam hatiku bertanya "Kapan aku bisa memiliki keluarga yang utuh lagi?" huftt. Sepertinya hal itu akan terwujud tapi entah kapan terjadi. Tidak apa-apalah yang penting ibuku bahagia walaupun belum ada pendamping yang pas.
Ayahku sudah bahagia bersama orang yang dia cinta. Akupun tidak tahu dimana Ayahku tinggal. Aku bingung antara punya Ayah atau tidak karena beliau tidak pernah komunikasi dengan aku dan keluarga. Ntahlah mungkin Ayahku sudah tidak sayang lagi.
Walaupun begitu, aku tetap sayang Ayahku. Beliau adalah pahlawanku waktu kecil. Selalu memberikan nasihat-nasihat yang aku ingat. Semoga Ayah bahagia selalu, panjang umur, dan sehat selalu.Â
Aku tetap mendoakan yang terbaik untukmu Ayah. Aku merindukanmu Ayah. Aku rindu akan senyum dari bibirmu yang manis itu. Aku percaya suatu saat nanti kita akan bertemu. Ntah di dunia atau di akhirat. (Benita Salsabilla, Stiamak,www.stiamak.ac.id,25.10.2020)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H