Polarisasi politik  pasca pemilu yang dicemaskan sepertinya tidak akan terjadi di salah satu kota sumbu politik Indonesia yaitu Kota Solo. Menghadirkan Festival Jenang Solo 2024 (17/02) yang digelar dalam rangka  hari ulang tahun Kota Solo yang ke -279 tahun dan mangayubagya jumenengan KGPAA Mangkunegara X . Festival tahunan ini sekaligus menjadi momen bersatunya kembali masyarakat setelah melewati dinamika politik dan Pemilu yang begitu menguras tenaga maupun pikiran.
Masyarakat Solo dan Indonesia pada umumnya sedang disibukkan dengan pergolakan politik pasca Pemilihan Umum 14 Februari lalu, kekhawatiran akan terjadinya polarisasi atau keterbelahan sosial muncul dari para pengamat politik, namun Kota Solo sebagai salah satu barometer politik di Indonesia membuktikan bahwa potensi konflik pasca pemilu dapat diredam. Melalui Festival Jenang Solo 2024 dengan tajuk "Perekat Rasa Nusantara" Pemerintah Kota Solo bersama Yayasan Jenang Indonesia mengajak masyarakat untuk kembali rukun dan damai melepaskan diri dari isu-isu politik dan perbedaan pendapat yang temperaturnya meningkat belakangan ini, dalam festival ini masyarakat diajak untuk berkumpul bersama menikmati sukacita hari ulang tahun Kota Solo dalam bentuk berbagi jenang dan makan jenang bersama.
Festival digelar 17 Februari 2024 mulai pukul 08.00 WIB di Koridor Ngarsopuro dan pamedan Puro Mangkunegaran antusiasme masyarakat begitu tinggi sedari pukul 06.00 masyarakat mulai berbondong-bondong memadati koridor Ngarsopuro. sekitar 15.000 takir jenang berbagai jenis dari 100 peracik jenang di Solo Raya dibagikan secara gratis kepada masyarakat ada juga demo masak jenang ditempat yang dimasak oleh siswa-siswi SMP. Prosesi dimulai dari kirab prajurit,penari dan pengombyong jenang yang mengiringi Wakil Walikota Surakarta dan KGPAA Mangkunegara X.Â
Selanjutnya secara simbolis Wakil Walikota Surakarta meracik dan memberikan jenang kepada seorang siswa SMP Marsudirini St Theresia Surakarta yang berasal dari Papua sebagai simbol jenang merekatkan dan menyatukan Nusantara kemudian dilanjutkan dengan umbul donga/doa setelahnya masyarakat bebas menikmati jenang yang disajikan oleh stand yang terdiri dari berbagai latar belakang mulai dari restoran,umkm, perhotelan,PKK, perkumpulan masyarakat, pegiat budaya dan lain-lain. Pengunjung festival bukan hanya dari Kota Solo atau Solo Raya saja banyak pengunjung yang berasal dari luar daerah yang sengaja datang karena penasaran dengan keceriaan Festival Jenang tak sedikit pula para pelancong luar negeri yang beruntung bisa menikmati momen yang jarang mereka lihat di negaranya. Semua orang tua,muda,anak kecil tumpah ruah beraduk menjadi satu menikmati perayaan ini, seperti sifat jenang yang lengket semuanya rekat sama halnya ketika kita menikmati jenang semua harus diaduk agar tercampur karena itulah makna jenang sebenarnya diaduk dijadikan satu agar menjadi satu sumber penghidupan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H