"Embuh, wong aku cuma baca judulnya, tidak kubaca beritanya." Wela segera menghentikan angkot, naik, dan pamit pulang pada Rebo.
"Wel, besok kita nobar ya, kamu ke rumahku." Rebo mengikuti angkot yang ditumpangi Wela dengan motor bebeknya.
Wela hanya mengangkat bahu.
Angkot pun melaju meninggalkan asap tebal dan Rebo dengan bebeknya.
Sampai rumah Wela segera berganti pakaian dan makan siang. Biasanya sambil melihat acara tivi meski hanya sebuah kartun anak atau berita terkini yang sedang viral. Sejak berpindahnya tivi analog ke digital Wela belum bisa melihat tivi sambil makan.
Melasnya Wela, kata tetangga harga STB murah, ternyata sekarang mulai mahal. Kata berita lagi ada gratisan dari pemerintah, tapi taktahu di daerah mana. Oh piala dunia, jadi tak bisa dilihat.
Wela bukan pencinta bola sejati, buktinya pas ada pertandingan Arema dan Persebaya di Kanjuruhan kemarin ia tidak tertarik untuk datang. Cuma senang melihat dari layar kaca saja.
Disuapan terakhir sesendok nasi dalam mulutnya, muncul ide di kepalanya, ia akan memberi suatu 'kode' agar tivi bisa ditonton lagi.
Wela terlihat sibuk menggunting kertas dan jadilah tivinya begini.
Wela benar-benar demo dengan caranya. Ia tersenyum puas dan berharap bulan depan atau depannya lagi, tivi sudah bisa ditonton.