Mohon tunggu...
Swarna
Swarna Mohon Tunggu... Lainnya - mengetik 😊

🌾Mantra Terindah🌿

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bintang Jatuh

22 Oktober 2021   17:15 Diperbarui: 22 Oktober 2021   19:59 600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Asfa, kamu ditunggu Nurul nanti sepulang ekskul di depan, katanya penting." Seli berbisik manja di telingaku, aku balas dengan anggukan.

Usai ekskul aku segera mendekati Nurul yang sedang memainkan karet gelang di tangannya. "Ada perlu apa Rul? Ada yang bisa aku bantu?"

"Ada yang bilang padaku kamu ngata-ngatain aku."

"Ngatain gimana? Siapa yang bilang? Kapan?"

"Tidak perlu kusebut namanya, aku ingin kamu jujur, benar apa tidak, aku tidak ingin bertengkar."

"Ya, aku juga tidak tertarik untuk berselisih, itu buang-buang waktu saja. Mau kamu apa? Menanyakan itu saja? Tapi tidak mau memberitahu siapa yang bilang."

Aku gebrak bangku yang menahan pantatku dan pantatnya, dan telunjukku mulai mengarah ke langit. "Aku tidak mau bersumpah, tapi aku berkata dengan sebenar-benarnya, siapa yang memfitnahku akan tahu akibatnya."

"Ya sudah, aku cuma tanya, kalau enggak ya sudah, jangan marah."

Sial, sungguh sial, apa maksudnya coba, bikin kesal, aku hanya ingat nasihat kakek.

***

Yang aku tahu kala itu hari selalu cerah dan harus ceria. Mungkin kepekaanku minus atau Tuhan melindungiku, entahlah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun