Suatu hari ada sebuah acara di kota Malang, Â rencananya saya ingin sekedar melihat pertunjukan dalam acara tersebut selain bertemu dengan teman lama. Saya ajak bocil-bocil dan Pak Bojo tentunya sekalian jalan-jalan.
Ternyata sesampai di tujuan saya tidak bisa menemukan teman saya ini, Â entah dia sembunyi di sudut ruangan mana di acara tersebut hehehe, padahal mau kami ajak untuk sekedar ngopi bersama sambil melihat pertunjukan. Ya sudah, mungkin sedang sibuk mengurus anak didiknya yang akan tampil di panggung.
Akhirnya saya dan anak-anak putar-putar melihat yang berjualan di sana. Sebuah lapak oleh-oleh menarik perhatian dengan coklat tempenya. Urusan jajanan coklat paling suka sejak kecil, penasaran loh ada coklat tempe, seperti apa itu?
Ada dua rasa coklat tempe yaitu pedas dan tidak. Wah, makin menambah penasaran saya untuk mencicipi, harganya tidak jauh berbeda dengan coklat mete yang terkenal dengan ukuran kecil.
Karena lidah saya sangat sensitif terhadap rasa pedas jadi coklat tempe pedas itu sungguh membuat lidah serasa terbakar, mungkin bagi penyuka pedas biasa saja. Menikmati coklat tempe ini bagi yang baru mencicipi memang berasa aneh, tapi bila kualitas coklatnya bagus rasa aneh itu berlalu hehe.Â
Karena kedelai tempe ini rasanya berbeda dengan kacang lainnya seperti kacang tanah atau mede yang biasa ditambahkan dalam membuat coklat, maka saya tambahkan kacang tanah agar rasanya lebih gurih, tidak saya tambahkan rasa pedas, biarlah coklat berasa manis saja.
Sebelum saya bercerita bagaimana saya membuat coklat kacang tempe, akan sedikit mencari tahu tentang cerita coklat, Â mengapa makanan itu menjadi sesuatu yang banyak disukai oleh masyarakat dunia?
Coklat atau kakao atau kokoa ini mempunyai nama latin Theobroma Cacao, theobroma ini memiliki arti makanan para dewa, nah Indonesia ternyata masuk tiga besar penghasil kakao di dunia. Wah, Â pantes ya jaman dulu dilirik terus sama penjajah. Ternyata selain rempah-rempahnya makanan dewa ini tujuannya juga.
Masyarakat dulu yang pertama kali mengonsumsi coklat ini ternyata suku Aztec bangsawan Indian, yang sekarang menjadi wilayah Mexico. Menurut berita awalnya pohon ini tumbuh liar di lembah Amazon beribu tahun lalu, malah kemungkinan mulai dibudidayakan oleh suku Maya sebelum masehi.
Entah bagaimana mereka mengolah biji kakao ini menjadi minuman yang lezat, kabarnya  dengan mencampurkan bubuk kakao dengan jagung fermentasi atau anggur,  jadilah minuman yang rasanya tiada terkira. Saking berharganya, mereka menggunakan biji kakao sebagai alat untuk bertransaksi. Memang enak kok sampai sekarang ya. Makanan atau minuman yang ditambahkan coklat pasti tahu kan bagaimana?