Mohon tunggu...
Swarna
Swarna Mohon Tunggu... Lainnya - mengetik 😊

🌾Mantra Terindah🌿

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mereka di Barongan

3 Oktober 2020   22:24 Diperbarui: 1 November 2020   21:15 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku masih memegang sapu lidi dan mengayunkan sapu membersihkan dedaunan di pekarangan belakang rumah. Banyak daun bambu yang berjatuhan.

Sejak ibu sakit, kami melarang beliau menyapu pekarangan. Kadang terbiar hingga tumpukan daun bambu menebal, sesekalk kakak yang memyapukan. 

Jadi teringat masa kanak-kanak kami, menjelang asar semua ke pekarangan kami menyebutnya barongan.  Semua ramai-ramai menyapu,  lalu membakar daunnya,  bermain dengan asap yang mengepul membumbung ke angkasa. Walau bau sangit dari asap menempel di badan. 

Seketika  itu di sela mengenang masa kecil ada ide untuk berswafoto diantara daun bambu yang roboh. Aku segera memanggil kakakku. 

"Mbak, ayo kita foto ramai-ramai."

Aku teriaki dua mbak yu ku,  agar segera menyusul ke barongan. 

Kamipun cekrak-cekrek cekikikan. Takut? Buat apa,  itu pekaranganku, tempat tinggalku asal tidak malam hari,  mengapa mesti takut. 

"Lis,  ingat tidak dulu kita foto di sawah menjelang surup, pas kiga cetak ada sosok putih duduk memangku anaknya."

"Masih,  hihihi serem ya,  untungnya cuma kelihatan di foto gak di mata kita,  ha ha."

Acara swafoto tetap lanjut, diantara daun bambu yang roboh. 

"Hey,  Hey!  rame cekikikan saja,  hati-hati!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun