Kita bukan teman, bukan sahabat, bukan kekasih. Hanya sekedar lewat, bertemu di ujung jalan atau persimpangan, lalu basa basi menanyakan arah tujuan.Â
Hanya sebentar, lalu masing -masing berjalan ke arah berlawanan. Tanpa salam perpisahan. Mungkin hanya aku yang akan mengingat peristiwa itu sebagai kisah angin lalu.
Kita akan temui lagi berbagai orang di sepanjang jalan yang dilalui nanti, entah berkesan atau sama halnya sekedar papasan. Lalu basa basi lagi bertanya arah dan tujuan.
Sampai kita temui seseorang dengan keramahannya, mengajak sejenak duduk, melepaskan lelah dan hilangkan dahaga, walau dengan hanya secangkir kopi yang telah hilang uapnya.Â
Duduk bersama  sambil membicarakan bumi yang lelah, diantara manusia-manusia pendoa yang menengadah mengharap cerita langit yang turun mengusir kehampaan.Â
Ini belum berakhir mungkin saat kau lewat di depanku lalu kuajak untuk duduk sejenak. Dan kutawarkan sesapan kopi terakhir untukmu, bersama menikmati senja yang makin menghitam, Â kita berbincang lagi tentang arah dan tujuan, walau kau telah lupa kita pernah bertemu beberapa jam sebelumnya.
Teras waktu, Â 10.04.2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H