Erin, Â aku selalu memanggilmu Adel, Â kaupun bilang namamu Delia, Â karena itu yang kau beri padakuÂ
Pagi ini kudapatkan kabar kau telah berpulang, aku tergugu, Â kemarin kau masih menjawab statusku, Â itu terakhir percakapanku denganmuÂ
Beberapa hari aku selalu membatin dirimu, mengingat ketika awal mengenalmu.
Kau mengajariku membuat akun ini, tapi nyatanya aku terima jadi. Â Hingga sekarang aku bisa menulis di sini.Â
Erin, terima kasih atas kebaikanmu, Â mengenalmu suatu yang lucu, Â kau panggil aku Matka yang artinya ibu, entah bahasa mana.Â
Semalan aku merasakan sebuah kematian, lalu menuliskan dalam sebuah cerita pada catatan, dan pagi membawa kabar kau tak lagi berada di antara kami.Â
Kau berkata bila yang kau kasihi tak lagi punya hati, maka jantungmu berhenti, ah Erin bahagialah kau di sana, walau ragamu tak lagi ada di dunia. Kau abadi dalam aksara yang telah kau tuang.Â
Aku tak pernah mengenal rupa maupun wajahmu, maukah kau datang di mimpiku malam nanti? Bisikkan bahwa tak ada perpisahan.
Semua pasti selalu mengenangmu yang telah berada di keabadian
swarnahati