Mataku tak lepas memandang gambar demi gambar, sebuah wajah cantik nan anggun
Senyumnya selalu terukir, manis. Apakah aku juga secantik ibuku?
Kulukis senyummu dalam cermin di dinding kamarku, tapi tak berapa lama terhapus oleh tangisku. Kulukis dalam buku diaryku, namun aku tak mampu menahan gemuruh didadaku.
Maka kupahat senyum ibu dalam hatiku. Aku ingin dia abadi dalam sanubariku, kelak saat dipertemukan, kupersembahkan senyumku untuk ibu.
teras rindu, 23-12-2019
swarnahatiÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!